Bersama mencegah Bullying

Hai, Sobat Kakak! Maraknya kasus kekerasan dan eksploitasi seksual serta bullying terhadap anak membuat Pemerintah Kota Surakarta (DP3AP2KB & PUSPAGA) berkolaborasi dengan Yayasan KAKAK melakukan roadshow psikoedukasi kesehatan mental.

Kegiatan ini dilakukan di bulan Februari 2024 dengan sasaran 10 Sekolah (SMP) yaitu di SMPN 3 Surakarta, SMPN 8 Surakarta, SMPN 9 Surakarta, SMPN 10 Surakarta, SMPN 26 Surakarta, SMPN 16 Surakarta, SMP Widya Wacana 1 Surakarta, SMP Muhamadiyah 2 Surakarta, SMP Al-Islam Surakarta dan SMP Kaniisius 1 Surakarta. kegiatan ini bertujuan untuk membentuk & menguatkan para agen perubahan dalam mencegah tindakan kekerasan serta dapat berperan menjadi #pelopordanpelapor.

Kegiatan ini membahas tentang Anak dan hak anak, bentuk kekerasan serta membahas apa yang bisa kita lakukan sebagai Pelopor dan Pelapor. Kita bisa bersama-sama untuk lawan kekerasan & bullying!Yuk, tulis dibawah sini sekolah kamu sudah kami kunjungi atau belum? 🌟#stopkekerasanpadaanak#stopbullying#stopperundungan#kotasurakarta#kakaksolo#roadshowpsikoedukasi#kesehatanmental


Penyusunan Panduan cara Cerdas Hadapi Hoaks dan Hasutan kebencian Berbasis Agama dan keyakinan

“Perkataan yang mendorong kebencian telah menjadi cikal bakal kejahatan kekejaman, termasuk genosida, dari Rwanda, Bosnia, hingga Kamboja” (Sekretaris Jenderal PBB António Guterres)

“Genosida adalah sebuah proses, bukan sebuah peristiwa. Ini tidak dimulai dengan kamar gas, tapi dimulai dengan ujaran kebencian”  (Sheri P. Rosenberg)

Genosida dan Kekerasan tidak terjadi secara tiba-tiba. tetapi merupakan proses yang cukup panjang dan biasanya berawal dari ujaran kebencian yang berkembang menjadi hasutan kebencian.

Hoax dan Hasutan Kebencian akan semakin banyak bila mendekati waktu waktu tertentu misalnya mendekati PEMILU atau PILKADA. salah satu contohnya saat mengajak memilih salah satu pasangan calon dengan menjelekkan pasangan calon lain.

untuk mengatasi hal tersebut, Yayasan KAKAK didukung Search (SFCG) bekerjasama dengan Solopos Institute menyusun Panduan cara cerdas menghadapi Hoaks dan Hasutan kebencian berbasis Agama dan keyakinan.

Dengan Panduan ini diharapkan, masyarakat umum terutama tokoh agama, CSO, jurnalis, influencer dan pihak pihak terkait memahami apa saja yang termasuk hoax dan hasutan kebencian. ancaman hukuman yang biasanya digunakan, cara yang bisa digunakan untuk menangkalnya.


Workshop dan rencana Aksi

Anak Muda Bergerak untuk Perubahan

Minggu, 28 Januari 2024, Yayasan KAKAK bersama Pemuda Penggerak mengadakan Workshop dan Rencana AKsi Anak Muda Bergerak untu Perubahan. kegiatan ini dilaksanakan di Resto Balaikambang pukul 09.00 – 12.00. Dalam kegiatan ini ada 30 orang yang merupakan perwakilan dari Forum Anak Kota Surakarta, Forum Anak Sukowati (Sragen), Pendamping Forum Anak, Pemuda penggerak dan tim Program Yayasan KAKAK.

Dalam kegiatan ini, Pemuda Penggerak menyampaikan tentang apa saja kegiatan yang sudah dilakukan selama ini, salah satunya yaitu perlindungan anak -anak dari bahaya Asap rokok. kegiatan berupa survey tentang perokok anak, pengumpulan puntung rokok di kawasan tanpa asap rokok, sosialisasi bahaya asap rokok dan aktif dalam diskusi dan advokasi tentang bahaya rokok.

Narasumber kedua dalam kegiatan ini, Drastiana Nisa dari Indonesia Mengajar. Nisa menyampaikan bagaimana anak muda dalam kegiatan sosial yang dilaksanakan harus faham kehendak apa yang dilakukan, bukan karena ikut-ikutan. apa saja yang akan dikorbankan (misalnya waktu, tenaga, biaya, dan sebagainya) dan mengetahui apa saja yang akan dihasilkan, diharapkan hasilnya positif. Rumus dalam Kerelawanan adalah : Kehendak + Pengorbanan = Hasil.

tujuan dalam kegiatan ini, anggota Forum anak yang saat ini masih diusia anak, pada usia 18 tahun nanti bisa tergabung menjadi anggota Pemuda Penggerak.


Memperingati Hari AIDS Sedunia

Surakarta, 1 Desember 2024, bertempat di Panti anak Lentera Surakarta. bersama 20 anak panti, Yayasan KAKAK bekerjasama dengan Hutama Karya mengadakan cerita boneka yang mengajak anak anak untuk saling menyayangi, PHBS dan sentuhan aman dan tidak aman sebagai usaha untuk pencegahan kekerasan seksual.

Anak-anak berhak bermimpi dalam segala keadaannya. Kita orang dewasa di sekitarnya wajib menjaga mereka dan mimpi-mimpinya agar terwujud 🤩
Semangatttt ! ! !


Psikososial Anak di akhir tahun 2023

Surakarta, 28 desember 2023, bertempat di Aula Balai rehabilitasi Wanodyatama Surakarta, Yayasan Kakak dengan didukung Hutama Karya mengadakan Psikososial untuk 20 anak dan orang muda penerima manfaat yang ada di Balai. Dalam kegiatan ini menghadirkan Kak Heri Susilo sebagai Hipnoterapi. peserta diajak belajar untuk mengenali diri lebih dekat, jangan lupa menyayangi diri sendiri, dan memotivasi diri untuk menggapai mimpi, dan terus semangat dalam menyongsong tahun Baru 2024.


PENTINGNYA PEDULI DAN EMPATI

IMG_5894 copy

 Selama manusia itu masih hidup, dia akan selalu punya hak, dan harus diperlakukan sama seperti manusia yang lain.

 

 

Kutipan di atas merupakan sebuah kalimat yang dihasilkan dari keresahan akan menjamurnya pelanggaran yang dilakukan manusia terhadap hak-hak yang dimiliki oleh manusia yang lain. Manusia sendiri bukanlah individu yang dibatasi oleh usia, jenis kelamin, apalagi hanya sekadar strata sosial. Bukan sebuah rahasia pula ketika kita berbicara mengenai pelanggaran hak yang dialami oleh anak-anak, mengingat berdasarkan data tahun 2017 oleh KPAI (Komisi Perlindungan Anak Indonesia) saja terdapat 116 kasus kekerasan seksual terhadap anak, dan 73,7% anak Indonesia mengalami kekerasan di rumahnya sendiri. Bukan sebuah angka yang sedikit, bukan? Ini bukan pula isu yang tidak perlu mendapat perhatian, karena anak-anak yang seharusnya juga memiliki hak perlindungan dan pendampingan, justru begitu rentan terhadap kekerasan bahkan pelecehan. Yayasan KAKAK (Kepedulian untuk Konsumen Anak) merupakan salah satu LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat) yang memberikan fasilitas “luar biasa” kepada anak-anak melalui edukasi hingga advokasi untuk melindungi para korban anak tersebut.

 

Perlindungan terhadap anak yang dilakukan oleh KAKAK bukan hanya pada anak-anak yang menjadi korban dari produk-produk pasaran yang mereka konsumsi, namun lebih luas juga pada kekerasan hingga eksploitasi seksual yang dialami oleh anak-anak. Lebih dari itu, pelecehan (1) seksual, seperti: sentuhan yang tidak pantas, catcalling (siulan), pemerkosaan; (2) fisik, seperti: tamparan, pukulan, cubitan; (3) psikis, seperti: diancam, diejek, diremehkan; (4) ekonomi/eksploitasi, seperti: perbudakan, pelacuran anak, perdagangan anak; hingga (5) penelantaran/pengabaian, seperti: kurang gizi, kelaparan, dan kurangnya pengawasan merupakan kajian yang sangat diperhatikan oleh KAKAK untuk kemudian diambil tindakan. Untuk melakukan pendekatan kepada korban anak pun bukan merupakan hal yang mudah karena sangat membutuhkan kemampuan berdialog agar korban anak tidak merasa terintimidasi yang berpotensi untuk membuat mereka merasa semakin tidak aman (insecure) hingga menutup diri. KAKAK sendiri memiliki berbagai cara kreatif untuk menggali berbagai informasi dari korban anak, seperti Body Mapping dan menggambar Planet Kehidupan. Body Mapping adalah sebuah metode yang dilakukan oleh KAKAK guna mengetahui bagian-bagian mana saja dari tubuh mereka (target perlindungan) yang telah menerima kekerasan maupun pelecehan. Sedangkan Planet Kehidupan adalah sebuah metode yang kemudian dapat membantu fasilitator untuk mengetahui mengapa anak-anak tersebut menjadi korban ataupun pelaku kekerasan bahkan pelecehan melalui gambar yang mereka buat sendiri tentang bagaimana hubungan mereka dengan orang-orang dan lingkungan sekitarnya. (Ps: bahasan khusus mengenai Body Mapping, Planet Kehidupan, dan cara kreatif lain untuk menggali informasi oleh KAKAK akan ada di tulisan berikutnya)

 

Hari pertama belajar di Yayasan KAKAK sangat memberikan wawasan baru dan barmakna. Yayasan KAKAK telah memberikan pelajaran yang begitu berharga untuk saya sebagai seorang yang sangat awam terhadap dunia anak dengan berbagai macam ”kemelut” yang harus mereka hadapi yang ternyata bukan hanya sekadar berebut ayunan di taman bermain dengan temannya ataupun mengerjakan PR Matematika yang kata orang merupakan beban hidup terberat bagi anak-anak. Lebih dari itu, pelecehan seksual, fisik, psikis, ekonomi/eksploitasi, dan penelantaran/pengabaian adalah persoalan yang begitu dekat, sangat mengancam kehidupan anak-anak, dan sangat memengaruhi kelangsungan hidup mereka dimasa depan. Ini semua nyata terjadi, bukan hanya ilusi yang kemudian ditulis untuk menjadi bahan diskusi. Yang terpenting dari itu semua adalah kita harus memahami bahwa para korban anak bukanlah kelompok yang pantas disalahkan, dikucilkan, ataupun diasingkan, namun harus diperhatikan, didengarkan, didampingi, dan dilindungi.

 

 

 

Purwosari, 15 Maret 2018

Anindita Nur Hidayah (Relawan YC Pilar Solo – Magang Yayasan Kakak)


10 Hal Wajib disampaikan Guru kepada Murid Tentang Privasi di Internet

  1. ONLINECITIZENSHIP. Perlakukan orang lain sebagaimana diri kita ingin diperlakukan. Jika tak akan katakan sesuatu ke orang lain secara tatap muka jangan pula mengatakannya saat online.
  2. POSITIVITY. Selalu berpikir dan bertindak positip. berbagilah informasi yang bermanfaat bagi banyak orang. jauhilah perdebatan yang tidak ada gunanya ataupun yang dapat merugikan.
  3. YOUR INFORMATION. Jangan terlalu umbar data diri dan foto pribadi/keluarga di ranah online. Berbagi informasi yang umum saja. Jangan yang terlalu pribadi/personal tentang diri/keluarga.
  4. DATA MINING. Pilihlah dengan cermat dan jangan sembarang memasang aplikasi atau apps tambahan dari pihak ketiga di gadget ataupun akun media sosial yang kita gunakan.
  5. ONLINEACCOUNTS. Usahakan memiliki lebih dari 1 alamat email. Bedakan antara email untuk pekerjaan dan email untuk mendaftar media sosial dan layanan online lainnya.
  6. STATUS. Hindari/batasi posting foto atau update status ketika kita sedang jauh pergi berlibur.
  7. FRIENDS. Kenali betul siapa teman online kita. Karena tidak semua adalah benar benar teman kita. Jangan sembarangan menambah orang dalam jejaring media sosial kita.
  8. TALKD TO AN ADULT. Jika sedang merasa tidak nyaman atau ada hal yang membuat risau, segeralah bercerita kepada orangtua, guru atau orang dewasa yang dipercaya yang dekat dengan kita.
  9. GEO-TAGGING. Non Aktifkan (disable) fitur lokasi dan geo-tagging di gadget kita, kecuali jika kita memang perlu sekali untuk menggunakan layanan peta/navigasi sementara waktu.
  10. DIGITALFOOTPRINT. Pahami dan kelola settingan privasi kita di gadget dan di media sosial. Waspadalah. Karena ada sejumlah layanan yang mencatat dan menjejak aktifitas kita.

 

Informasi dan Grafis disadur dari freedomtoread.ca

317289


“Body Mapping Sebagai Media Pembelajaran Mengenai Pengenalan Bentuk Kekerasan Dan Perlindungan Diri PadaAnak”

Dewasa ini semakin marak kasus kejahatan pada anak seperti eksploitasi anak, kekerasan, penculikan, bahkan tak sedikit pula terjadi kasus pelecehan seksual pada anak. Hal ini sungguh memprihatinkan. Anak yang seharusnya memperoleh haknya sebagaimana diatur oleh undang-undang namun kini mereka justru dirampas haknya oleh orang-orang yang yang harusnya melindungi mereka.

“Kekerasan itu ada beberapa bentuk diantaranya kekerasan fisik dan kekerasan seksual.Terkait dengan kekerasan itu maka anak-anak perlu diajarkan cara-cara untuk melindungi dirinya dari kekerasan tersebut”. Hal tersebut diungkapkan oleh Nung pengurus dari Yayasan Kakak Surakarta saat memberikan pengenalan tentang Body Mapping yang diikuti oleh beberapa pengurus Yayasan Kakak dan juga peserta magang dari Sosiologi Fisip UNS, Jumat, 5 Januari 2018 di Aula Yayasan Kakak. Ada beberapa cara menarik yang bisa digunakan untuk mengenalkan bentuk kekerasan dan perlindungan diri pada anak salah satunya melalui Body Mapping. Boddy Mapping ini memberikan pemahaman mengenai pentingnya pengenalan tubuh anak sebagai upaya agar sejak dini anak-anak dapat menjaga tubuh mereka dan terhindar dari kekerasan baik fisik maupun seksual. Tujuan dari pembuatan body mapping ini adalah mengenalkan pada anak terkait bagian tubuh mana yang boleh disentuh dan yang tidak boleh disentuh oleh orang lain serta memberikan informasi yang diperlukan terkait tentang perlindungan diri.

Senang sekali rasanya ketika saya memperoleh pengenalan tentang body mapping di Yayasan Kakak Surakarta. Proses pembuatan body mapping itu diawali dengan menyiapkan kertas berukuran besar yang diberi gambar bentuk tubuh manusia, kemudian ditempel pada tembok. Setelah itu kami diminta untuk menandai bagian tubuh mana saja yang pernah mendapatkan kekerasan baik fisik maupun seksual yang dialami oleh anak. Hasilnya pun beragam, banyak yang menandai bagian tubuh yang memperoleh kekerasan fisik seperti dipukul, ditampar, dijewer, dicubit, ditendang, dan lain sebagainya. Namun tidak sedikit pula tanda yang diberikan pada bagian tubuh yang memperoleh kekerasan seksual, seperti dada, alat vital/kemaluan, pantat, dan lain sebagainya. Selanjutnya setelah mengetahui bagian-bagian tubuh yang memperoleh kekerasan fisik maupun seksual kemudian adalah merespon apabila kita mendapatkan perlakuan semacam itu, baik pada waktu terjadinya kekerasan maupun setelah terjadinya kekerasan tersebut. Bentuk dari respon tersebut bermacam-macam, diantaranya merasa sakit, sedih, marah, kecewa, teriak, melawan, melapor, dan lain sebagainya. Dengan demikian maka body mapping ini tidak hanya berfungsi untuk pengenalan bentuk kekerasan pada anak dan bagian-bagian tubuh anak yang menjadi privasi, namun juga sebagai media untuk mengetahui bagaimana bentuk perlindungan diri pada anak apabila memperoleh kekerasan tersebut. Selain itu juga menyampaikan kepada anak-anak agar tidak melakukan hal tersebut ke anak-anak yang lainnya. Yuk bersama-sama melindungi Anak Indonesia dari Kekerasan  (Elva Oktaviana – Sosiologi Fisip UNS)26781393_1767849929921459_224788617_o


DAFTAR SKRIPSI DI YAYASAN KAKAK

Pesan Iklan Pada Media Massa Cetak Dan Pengaruhnya Terhadap audience: Sebuah Penelitian tentang Pengaruh Iklan Kosmetik Citra Lotion pada media Massa Cetak terhadap Minat Beli Mahasiswa Putri Universitas Gadjah Mada. 1989. Sukomantoro. FISIP UGM

A Descriptive Study On “ Leads ” Used In The Jakarta Post. 1997. Budi Purnama. Faculty Of Teacher Training And Education Muhamadiyah University Surakarta.

Tinjauan Yuridis Terhadap Pelaksanaan kesepakatan Kerja Bersama (Studi Kasus Di PT. Sritek Sukoharjo). 2001. Joko Masyudi. FH UMS.

Negara dan Konsumen (Studi tentang Perlindungan Hukum terhadap Konsumen atas Kualitas Produk Makanan Hasil Industri Rumah Tangga di Surakarta). 2002. Ika Aditama Sakti. FH UMS.

Implementasi Gugatan Legal Standing Sebagai Salah Satu Upaya Hukum melindungi Konsumen (Studi Kasus Promosi Rokok Pall Mall di Kota Surakarta). 2003. Luna Pintarina. Program Pascasarjana UNS.

Efektifitas Pemberian Pendidikan Konsumen Melalui Metode Dongeng Dalam Meningkatkan Kesadaran Hak- Hak Konsumen Pada anak. 2004. Abidah Wafaa. Fakultas Psikologi UMS.

Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan Kooperatif Tipe Jigsaw Aspek Pewrtidak Samaan Linear Satu Peubah pada Siswa Kelas VII Semester I Sekolah Menengah Pertama Negeri II Ngadirojo Tahun Pelajaran 2004/2005. 2005. Suratmi. FKIP UNIVET Sukoharjo.

Perlindungan Hukum Terhadap Korban Tindak Pidana Woman Trafficking di Indonesia (Studi Kasus di Yayasan KAKAK / SPEK-HAM Surakarta). 2005. Heni Kurniawati. FH UNS.

Pemeriksaan dan Perlindungan Terhadap Anak di Bawah Umur Sebagai Saksi Korban Dalam Tindak Pidana Kekerasan Seksual yang Dilakukan oleh Anggota Keluarga (Studi Kasus di Pengadilan Negeri Surakarta). 2005. Mirna Saraswati. FH UNS.

Penyesuaian Sosial Remaja Korban Kekerasan Seksual. 2005. Nurul Fitriyah. Fakultas Psikologi UMS.

Perempuan Korban Pelecehan Seksual dan Peran Lembaga Swadaya Masyarakat (Studi Kasus Masalah Perempuan Korban Pelecehan Seksual di LSM SPEK-HAM dan LSM KAKAK Surakarta). 2005. Fenny Maria. FKIP UNS.

Studi Kualitatif Tentang Dampak Kekerasan Seksual Terhadap Perilaku Anak-Anak. 2005. Oktaviana Dhamayanti. Fakultas Psikologi UMS.

Teater Sebagai Media Kampanye Anti Perdagangan Anak (Analisa Deskriptif Kualitatif Tentang Efektifitas Kegiatan Teater Pelangi Sebagai Media Kampanye Yayasan Kakak Surakarta Mengenai Perdagangan Anak Tahun 2001-2004). 2006. Ajeng Mayasari. FISIP UNS.

Kampanye Perlindungan Anak Dari Tindak Kekerasan Melalui Desain Komunikasi Visual. 2006. Adam Ari Surya. FSSR UNS.

Strategi Komunikasi Program Pendampingan Terhadap Anak Korban Kekerasan Seksual (Studi Deskriptif Strategi Komunikasi Program Pendampingan Terhadap Anak Korban Kekerasan Seksual di Yayasan Kakak Surakarta). 2006. Sakti Hartanti. FISIP UNS.

Peran Seni Teater Dalam Kaitannya Dengan Interaksi Sosial Anak- Anak Korban ESKA di masyarakat (Kajian Sosiologis terhadap Interaksi Sosial Anak- anak ESKA sebagai Pelaku Seni Teater di Yayasan Kakak Kota Surakarta. 2008. Diyanita Catur Rini. FISIP UNS.

Strategi LSM Kakak (Kepedulian Untuk Konsumen Anak) Dalam Pemberdayaan Anak- Anak Korban ESKA (Ekploitasi Seksual Komersial Anak) di Surakarta. 2009. Nur Aini. FISIP UNS.

Perancangan Animasi 3D Pasukan Semut Merah Sebagai Media Kampanye Guna Menanamkan Rasa Solidaritas Terhadap Anak. 2010. Ratno Murdiat. FSSR UNS.

Pencegahan Eksploitasi Seksual Komersial Anak (Studi Tentang Partisipasi Yayasan “Kakak” di Surakarta). 2011. Dewi Damayanti. FKIP UNS.

Peran Aktivis LSM Kakak Dalam Pemberdayaan Korban ESKA di Kota Surakarta. 2011. Novita Rinindya. FISIP UNS.

Evaluasi Program Pengurangan Resiko Bencana di SD N Banyuanyar 3 Surakarta oleh Yayasan Kakak. 2014. Clara Pedika Putri. FISIP UNS.

Bimbingan Pribadi dalam Penanganan Korban Kekerasan dan Pelecehan Seksual pada Anak di Yayasan Kakak Surakarta. 2015. Muhamad Abdul Kohar. Fakultas Ushuludin dan Dakwah IAIN Surakarta.

Kemitraan Pemerintah dan LSM dalam Program Perlindungan Anak dalam Mewujudkan Kota Layak Anak di Kota Surakarta. 2016. Dita Mufrita. FISIP UNS.

Peran Yayasan Kakak dan Stakeholders dalam Pencegahan dan Penanggulangan Kekerasan Seksual Terhadap di Kota Surakarta. 2016. Roselina Diyan Palupi. FISIP UNS.

Pengaruh Pelatihan Konsep Diri Terhadap Peningkatan Penerimaan Diri pada Remaja Korban Pelecehan Seksual di Yayasan Kakak Surakarta. 2016. Ajeng Nova Dum Pratiwi. FK UNS.

Peran Yayasan Kakak dalam Pelatihan Kewirausahaan Pada Remaja Putus Sekolah di Kelurahan Semanggi Surakarta (Studi Evaluatif Program Pengembangan Ekonomi Kreatif pada Remaja Beresiko Berbasis Pemberdayaan di Yayasan KAKAK Surakarta). 2017. Syifa Pratiwi. FISIP UNS.

26937934_1772111412828644_1944710243_o


SI ANAK PENASARAN?

 

DSC00013

 

Pernahkan mengalami suatu momen ketika orangtua sedang melakukan sesuatu lalu si anak melihat tindakan tersebut?. Tanpa disadari anak sedang dalam proses mengamati dan mulai mengemukakan apa yang ada difikirannya sebagai wujud dari rasa penasarannya. Inilah yang dinamakan modelling seperti yang pernah di kemukakan oleh Albert Bandura, pada proses tersebut anak sedang gencar-gencarnya mengamati dan meniru suatu tindakan yang ada di sekelilingnya. Orangtua yang tanggap pada pertumbuhan anak secara otomatis akan mementingkan dirinya untuk memberikan suatu tindakan verbal atau perilaku yang baik pula.Namun terkadang orangtua tidak sadar bahwa anaknya sedang mengamati tindakannya, contoh seorang ibu yang sedang memotong sayuran menggunakan pisau di dapur, lalu si anak mengatakan “itu apa bunda?” lalu ibu menjawab “ini pisau”. Tidak jarang orangtua hanya memberikan jawaban singkat tanpa memberi penjelasan sebenarnya, bisa saja si anak meniru hal tersebut tanpa sepengatahuan orangtuanya, padahal pisau bisa saja melukai anak, oleh karena itu sebaikanya sang ibu memberikan penjelasan “ini namanya pisau, biasanya digunakan untuk memotong sayuran, buah dll, pisau ini tajam makanya bunda kalau memotongharus hati-hati, adik kan masih kecil jadi belum boleh pake pisau ini ya, biar bunda aja yang pake”.Disinilah fungsinya orangtua memfasilitasi si anak dalam masa tumbuh kembangnya dengan menjelaskan kalau pisau ini tajam jadi tidak boleh buat main-main, dan buatlah si anak paham dampak positif dan negatif atas suatu hal yang menjadi rasa penasaran itu, tentunya dengan bahasa yang mudah dipahami sehingga si anak mengatahui batasan  yang tidak boleh dilakukan di usianya, selain  mendapatkan pemahaman anak juga semakin kaya akan kosakata. Jadi jangan pernah lelah menjelaskan tentang apa saja yang membuat anak penasaran, semakin anak tumbuh dan berkembang dengan baik maka semakin tinggi pula rasa penasaran yang dimilikinya.(Beta Mayangsari – Volunter Yayasan Kakak – Mahasiswi Universitas Muhammadiyah Surakarta Fakultas Psikologi)