Berbeda itu Biasa

Perbedaan itu nyata, mari berteman tanpa memandang Ras, Suku dan Agama. Kita ciptakan Perdamaian di mulai dari diri sendiri🤗❤️

Setiap orang memiliki pengalaman hidup masing masing. terkait dengan keberagaman agama, banyak orang merasa bahwa kalau sudah sama kita akan baik baik saja, tidak akan terjadi masalah. sehingga untuk mencapai itu, seringkali kita memandang orang yang berbeda dengan kita sebagai orang yang tidak harus kita jadikan teman. patek-philippe replica watches

Dalam kegiatan yang mengundang 20 perempuan lintas agama yaitu dari perwakilan perempuan Muhajirin, perempuan perwakilan agama Hindu, Budha, Kristen, Katholik, LDII, Muhamadiyah, NU, Penghayat yang diadakan di Hotel Solo View tanggal 11 April 2023. Kegiatan ini dipandu dengan apik oleh Ibu Haryani (PERCIK). pada awal sessi, peserta diajak untuk berkenalan dan menceritakan pengalaman baiknya berkaitan dengan teman yang berbeda agama. kemudian semua peserta menrencanakan untuk melaksanakan kegiatan Minggu berkah yang merupakan perpaduan kegiatan Jum’at Berkah (teman Islam) dan Berbagi Kasih (Teman Kristen). kegiatan akan dilakukan di CFD pada Hari Minggu di Jalan Slamet Riyadi.replica breitling watches

Setelah kegiatan, mbak Yani mengajak peserta untuk menyampaikan apa yang dirasakan dengan kunci “Dulu aku danSekarang” dengan hasil, (1) dulu dia merasa kalau berbeda agama untuk bersatu itu sulit, tapi setelah pertemuan bersama ternyata itu mudah dan indah, (2)dulu mengira berbeda agama tidak menyenangkan, tapi ternyata menyenangkan juga (3)dulu merasa berbeda agama itu menjadi pemisah, namun ternyata bisa menjadi satu juga.(4) dulu merasa Islam itu satu, ternayat dengan pertemuan hari ini jadi tahu kalau Islam ternyata ada banyak organisasinya. (5) dulu merasa kalau toleransi itu sulit diwujudkan, tapi ternyata saling menghormati itu indah dan mudah. (6) dulu merasa kalau orang berkerudung itu sulit untuk diajak berteman, tapi ternyata tidak, mereka asik untuk diajak bersahabat dan berteman.buy omega replica watches

So, yuk dimasa menjelang PEMILU tanggal 14 Februari ini, walaupun kita berbeda pilihan, beda agama kita saling menghormati dan menghargai perbedaan. tidak memaksakan kehendak kita.cartier replica watches



Kaleideskop KAKAK Tahun 2023

Tahun 2023 sudah berlalu, banyak hal yang sudah dilakukan Yayasan KAKAK dalam melakukan Perlindungan Anak. mulai dari Pencegahan, Penanganan dan advokasi untuk terpenuhinya hak anak. berikut kami sampaikan catatan yang kami himpun dalam satu tahun ini. semoga ini menjadi pembelajaran bagi kita semua, bahwa masih ada hak anak yang belum terpenuhi secara optimal.

Selamat tahun Baru 2024, semoga ditahun 2024 ini, semua menjadi lebih baik lagi, Hak Anak-anak terpenuhi dengan optimal, tidak ada lagi kekerasan pada Anak, Mari kita ciptakan Dunia yang Layak Anak.

https://www.instagram.com/p/C1hVMQkP9_6/?utm_source=ig_web_button_share_sheet&igsh=MzRlODBiNWFlZA==


Perbedaan#Hargai#Hormati

11042023, Pertemuan Perempuan Lintas Iman
Yayasan Kakak bekerjasama dengan Search For Commond Ground mengundang Perempuan Lintas Iman untuk berdiskusi bersama.
20 Juli 2023 bertempat di Pakuon Mall
Film :Kembaran” merupakan film pendek yang berdurasi kurang dari 5 menit. Film ini, menggambarkan anak anak dengan latar berbeda agama dan keyakinan.

Perempuan untuk Perdamaian

Kampanye ini menyuarakan bahwasanya Peran Perempuan sangat penting dalam menciptakan perdamaian dilingkungan terkecil kita yaitu di rumah tangga, keluarga besar, masyarakat sekitar dan masyarakat dalam arti luas.Perempuan memiliki andil yang sangat besar. terlebih terkait perbedaan agama , perempuan terlebih ibu dalam pengasuhannya akan menanamkan bahwa perbedaan adalah sesuatu hal yang wajar sehingga harus menghargai dan menghormati. tidak menyelesaikan konflik dengan kekerasan dal sebagainya. Peserta kampanye juga mengajak pengunjung untuk berkomitment tidak melakukan kekerasan dan menciptakan perdamaian.


AKSI CAR FREE DAY PEREMPUAN LINTAS AGAMA “PEREMPUAN UNTUK PERDAMAIAN”

Minggu, 25 Juni 2023. Yayasan KAKAK kolaborasi dengan perempuan lintas agama
aksi Car Free Day dengan tema “ Perempuan Untuk Perdamaian” . Aksi ini dilakukan
pada pukul 06.00 – 09.00 di Jalan Slamet Riyadi, tepatnya di depan Loji Gandrung. Kegiatan
kolaborasi ini merupakan tindak lanjut dari diskusi perempuan lintas agama, yang
merekomendasikan untuk melakukan kegiatan kolaborasi dan berbagi tanpa melihat latar
belakang agama dan kepercayaan.
Perdamaian menjadi salah satu yang harus disuarakan karena banyaknya
perbedaan di sekitar kita. Apalagi Indonesia yang kaya akan keberagaman mulai dari suku,
budaya atau agama serta keyakinan atau lainnya. Perbedaan agama dan keyakinan tidak
boleh menjadi alasan timbulknya konflik. Yang harus ditekankan adalah pentingnya untuk
saling menghormati antar umat beragama yang dianut oleh masing masing individu.
Negara menjamin warganya untuk beribadah sesuai dengan agama dan keyakinan masing
masing, hal ini dituangkan dalam Pasal 28 E UUD 1945.
Komitmen Indonesia terhadap pelibatan perempuan dalam proses penyelesaian konflik
ditunjukkan dalam RAN P3AKS (Rencana Aksi Nasional Pemberdayaan dan Perlindungan
Perempuan dan Anak dalam Konflik Sosial) dan tercatat menjadi penyumbang women
peacekeepers atau agen penjaga perdamaian perempuan terbesar ke-7 di dunia dan
pertama di Asia Tenggara. Peran dalam menciptakan perdamaian dalam keberagaman
agama dan keyakinan ditentukan oleh sikap seseorang. Sedangkan sikap seseorang itu
dipengaruhi oleh 4 lingkungan yaitu keluarga, masyarakat, sekolah serta media
cetak/elektronik atau media sosial. Peran perempuan sangat menentukan bagaimana sikap
seseorang dimulai dari keluarga. Karakter atau perilaku yang mengedepankan perdamaian
harus tumbuh dan dikembangkan mulai dari lingkup keluarga. Hal itulah yang perempuan
harus hadir dan disitulah kunci bagi perdamaian yang dimulai dari skala kecil hingga dunia.
Sekian siaran pers ini disampaikan. Di media sosialpun perempuan bisa mempromosikan
informasi atau konten yang mengutamakan sikap saling menghargai dan menghormati
perbedaan agama dan keyakinan.
Shoim Sahriyati Direktur Yayasan KAKAK mengatakan bahwa, “Kelompok perempuan
memiliki potensi yang besar dalam mengembangkan harmoni dan kerukunan umat
beragama dan berkeyakinan. Aksi ini untuk mengajak dan menyadarkan peran dan potensi
perempuan untuk mengembangkan sikap, cara pandang dan praktek beragama yang
mengedepankan nilai penghargaan dan pernghormatan pada orang lain. Seorang ibu
(perempuan) dalam keluarga menjadi role model bagi anak-anak mereka sehingga anak
akan mengembangkan hal yang sama. Selain itu perempuan juga memiliki kelompok,
komunitas atau organisasi yang mereka bisa menekankan nilai penghormatan dan
penghargaan sehingga menjadi sebuah pembiasaan”
Sementara perwakilan dari Jamaah Muhajirin khususnya komunitas jumat berkah Ibu Eri
menuturkan, kegiatan berbagi dan perempuan untuk perdamaian sangat seru sekali, karena
kita bisa berkumpul dengan berbagai latar belakang yang berbeda. Kami merasa senang bisa
merasakan kerukunan, dengan perbedaan yang ada dan dengan kegiatan ini secara
bersama sama membuat bahagia.
Kegiatan ini membuktikan kepada khalayak umum bahwa peran perempuan sangatlah
penting dalam mewujudkan perdamaian antar umat beragama dan berkeyakinan. Wujud
nyata dan aksi nyata sekecil apapun dapat dilakukan perempuan dalam mewujudkan
perdamaian antar umat beragama. Gerakan berbagi sayur ini tidak melihat latar belakang
agama dan kepercayaan. Mari berperan untuk mengajak masyarakat agar menghargai
setiap perbedaan yang ada, tutup Sulastrini dari perwakilan Penghayat.


ANIEK TRI MAHARNI 25 TAHUN BERGERAK UNTUK ISU TOLERANSI

Aniek Tri Maharni adalah seorang ibu rumah tangga berusia 60 tahun, anak ketiga dari 9 bersaudara ini  tinggal di jalan dahlia aya nomor 50  perum bumi wonoreo karanganyar. Beliau dahulu aktif menjadi aktif perlindungan anak yang bekerja di Yayasan yofera yang yaitu Lembaga sosial untuk mendampingi anak-anak yang hamil diluar nikah, pernah mengikuti bimbingan kesejahteraan sosial yang bergerak di bidang sosial politik, agama untuk keadilan dan perdamaian dan keutuhan ciptaan dalam lingkup GKI  di Surakarta, organisasi tersebut berbasis  geraja untuk gerakan pelayanan  untuk multi agama. Aniek juga   memiliki latar belakang keluarga yang berbeda-beda agama.

Ketertarikan Aniek dalam isu toleransi dimulai pada tahun 1998 karena merasakan adanya kerusuhan sosial dan isu agama lebih menonjol serta sara dan etnis lebih kental. Yang dilakukan aniek yaitu membuat pos pos pengungsian membantu logistic bersama dengan teman -teman katholik dan aktivis perempuan. Pada tahun 1998 forum kerukunan agama sudah mulai muncul bersama  dengan Bapak Dianfi tokoh agama islam dari situ aniek mula mengenal agama lain secara intens.  

Anek, mengapresiasi capaian kota Surakarta menjadi kota toleran ke 4 di Indonesia. Namun hal itu masih menjadi PR bersama untuk menjaga toleransi di kota Surakarta karena juga masih ditemukan pelarangan pendirian rumah ibadah, masih ada juga orang melihat kasus kekerasan agama menjadi netral, lebih masih kepada agamaku -agamaku, dua kali mengikuti kegiatan bersama Yayasan KAKAK menambah wawasan saya untuk lebih mengenal agama lain dan bisa lebih bertoleran, seperti halnya sharing yang disampaikan oleh mbak sulastri dari ahamdiyah. Karena di masyarakat sendiri juga belum clear terkait pengertian rumah ibadah serta penegakan regulasi yang masih bias. Sehingga kita sulit untuk memparafrasekan. .

Hal penting yang dapat aniek pelajari ketika mengikuti kegiatan bersama Yayasan Kakak yaitu bertambah saudara, pengetahuan baru yang  positif tanpa permusuhan yg seperti apa yang kita mimpikan , mampu memaksimalkan sumber daya manusia yang ada. Serta istilah baru yang belum diketahui sebelumnya yaitu internum dan eksternum. Aniek juga baru mengetahui jika ada ahmadiyah dan penghayat yang berprofesi menjadi guru. Kegiatan ini tentunya menjadi hal yang positif mengingat sebentar lagi menjelang pemilu tahun 2024 yang seringkali agama menjadi bahan kampanye untuk memenangkan salah satu calon, bisa menjadi pemicu konflik. Sekolah yang berbasis agama, hendaknya juga mengajarkan tentang agama lain sebagai pengetahuan serta tidak dibangun fanatisme yang dangkal, penting untuk diketahui di agama atau keyakinan manapun.

Kesan yang aniek dapat selama mengikuti kegiatan bersama Yayasan Kakak yang berkaitan dengan isu Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan tentunya positif serta ada hal yang baru di dapat seperti lima point tanpa permusuhan itu seperti apa dan peserta yang mengikuti juga aktif walaupun hanya bebeberapa harapan aniek di forum tersebut pemerintah juga dapat aktif menyampaikan kendala yang dihadapi seperti apa sehingga bisa memecahkan solusi bersama-sama sehingga tingkat tindakan intoleransi di Surakarta menjadi nol kasus begitu juga dilingkup pendidikannya.