59% anak mulai merokok usia dibawah 12 tahun (Riset Yayasan KAKAK, 2021)
Yayasan KAKAK bertekad melindungi hak anak dalam hal tumbuh kembangnya salah satunya perlindungan anak dari zat aditif. Oleh sebab itu, ditahun 2022 KAKAK berkolaborasi dengan Pemuda Penggerak melakukan survey monitoring iklan, promosi dan sponsor rokok di sekitar sekolah di Kota Surakarta. Kegiatan ini bertujuan untuk melihat situasi iklan, promosi dan sponsor rokok disekitar sekolah dimana sekolah merupakan salah satu Kawasan Tanpa Rokok (KTR) yang seharusnya bersih, sehat, dan bebas dari iklan, promosi dan sponsor rokok.
Untuk melakukan survey tersebut, menjangkau titik (sekolah) dengan radius 200 meter dari pintu masuk/keluar gerbang sekolah dan menggunakan handphone untuk memotret dan memvideo situasi yang ada disekitar sekolah.
Perlindungan Anak Sebagai Konsumen
Implementasi Kebijakan Kawasan tanpa Rokok
Pada Ruang Bermain Ramah Anak di Kota Surakarta
Pada hari Rabu, 24 Januari 2024, di Hotel Sahid Jaya Surakarta, yayasan KAKAK mengadakan Workshop Implementasi kebijakan Kawasan Tanpa Rokok pada ruang Bermain Ramah Anak di Kota Surakarta. kegiatan ini dihadiri 30 orang perwakilan dari 13 pengelola taman cerdas, Kepala kelurahan, forum anak dan Pemuda Penggerak.
dalam kegiatan ini , Ibu Purwanti, SKM, M.Kes (Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak pengendalian penduduk dan keluarga Berencana (DP3AP2KB)) selaku narasumber pertama menekankan tentang tugas fungsi pengelola taman cerdas, salah satunya melaksanakan Perda Kawasan Tanpa Asap Rokok 100% untuk taman bermain anak.
Bapak Hari sapta (pengelola Taman Cerdas Sukarno Hatta Jebres) selaku narasumber kedua menyampaikan bahwasanya beliau sudah menerapkan 100% implementasi Kawasan Tanpa Asap Rokok. beliau menyampaikan tentang upaya untuk pencegahan yang dilakukan yaitu dengan menggunakan media informasi yaitu Roll up Banner, MMT dan stiker tentang Perda Kawasan tanpa Rokok yaitu Larangan, Merokok, Memproduksi, mempromosikan rokok di Taman Bermain anak. memeastikan tidak ada yang merokok sampai batas terluar pagar taman bermain. Pengelola juga menegur ketika ada yang merokok.
tindak lanjut dari kegiatan ini adalah Kepala Dinas DP3P2KB akan mengeluarkan SE (surat Edaran) kepada Pengelola taman Cerdas untuk menerapkan 100% tanpa asap rokok di Taman Cerdas. Yayasan KAKAK akan mendukung upaya pencegahan yang akan dilakukan oleh pengelola Taman Cerdas.
Workshop dan rencana Aksi
Anak Muda Bergerak untuk Perubahan
Minggu, 28 Januari 2024, Yayasan KAKAK bersama Pemuda Penggerak mengadakan Workshop dan Rencana AKsi Anak Muda Bergerak untu Perubahan. kegiatan ini dilaksanakan di Resto Balaikambang pukul 09.00 – 12.00. Dalam kegiatan ini ada 30 orang yang merupakan perwakilan dari Forum Anak Kota Surakarta, Forum Anak Sukowati (Sragen), Pendamping Forum Anak, Pemuda penggerak dan tim Program Yayasan KAKAK.
Dalam kegiatan ini, Pemuda Penggerak menyampaikan tentang apa saja kegiatan yang sudah dilakukan selama ini, salah satunya yaitu perlindungan anak -anak dari bahaya Asap rokok. kegiatan berupa survey tentang perokok anak, pengumpulan puntung rokok di kawasan tanpa asap rokok, sosialisasi bahaya asap rokok dan aktif dalam diskusi dan advokasi tentang bahaya rokok.
Narasumber kedua dalam kegiatan ini, Drastiana Nisa dari Indonesia Mengajar. Nisa menyampaikan bagaimana anak muda dalam kegiatan sosial yang dilaksanakan harus faham kehendak apa yang dilakukan, bukan karena ikut-ikutan. apa saja yang akan dikorbankan (misalnya waktu, tenaga, biaya, dan sebagainya) dan mengetahui apa saja yang akan dihasilkan, diharapkan hasilnya positif. Rumus dalam Kerelawanan adalah : Kehendak + Pengorbanan = Hasil.
tujuan dalam kegiatan ini, anggota Forum anak yang saat ini masih diusia anak, pada usia 18 tahun nanti bisa tergabung menjadi anggota Pemuda Penggerak.
Workshop Promosi Kampung Bebas Asap Rokok
Surakarta,4 Desember 2023, bertempat di Solia Zigna Laweyan, Yayasan Kakak bersama Dinas Kesehatan Kota Surakarta melakukan kegiatan Workshop Promosi Kampung Bebas Asap Rokok. Kegiatan ini diikuti oleh Bidang Promosi Kesehatan di 17 Puskesmas. Kegiatan ini dilakukan dalam upaya melindungi masyarakat dari bahaya paparan zat adiktif (rokok) melalui pengembangan Kampung Bebas Asap Rokok.
Saat ini sudah ada 110 Kampung Bebas Asap Rokok yang di bentuk oleh Dinas Kesehatan Kota Surakarta. Harapannya dengan kegiatan workshop ini, Kampung Bebas Asap Rokok di kota Surakarta bisa berjalan lebih maksimal dalam rangka mendukung implementasi Kawasan Tanpa Rokok di tingkat masyarakat. #kerentanparokok#kampungbebasasaprokok#rokokbikinrungkad#sehattanparokok
Kaleideskop KAKAK Tahun 2023
Tahun 2023 sudah berlalu, banyak hal yang sudah dilakukan Yayasan KAKAK dalam melakukan Perlindungan Anak. mulai dari Pencegahan, Penanganan dan advokasi untuk terpenuhinya hak anak. berikut kami sampaikan catatan yang kami himpun dalam satu tahun ini. semoga ini menjadi pembelajaran bagi kita semua, bahwa masih ada hak anak yang belum terpenuhi secara optimal.
Selamat tahun Baru 2024, semoga ditahun 2024 ini, semua menjadi lebih baik lagi, Hak Anak-anak terpenuhi dengan optimal, tidak ada lagi kekerasan pada Anak, Mari kita ciptakan Dunia yang Layak Anak.
https://www.instagram.com/p/C1hVMQkP9_6/?utm_source=ig_web_button_share_sheet&igsh=MzRlODBiNWFlZA==
CEGAH TREND PENINGKATAN PEROKOK UNTUK ZERO STUNTING
Surakarta, 28 Mei 2023 Merokok merupakan akifias yang berdampak merugikan bagi kesehatan individu, masyarakat dan lingkungan sehingga perlu dilakukan upaya pengendalian rokok untuk jaminan kesehatan.Rokok mengandung lebih dari 4000 jenis zat kimia berbahaya bagi kesehatan mulai dari nikotin maupun zat lainnya yang bisa menyebabkan penyakit kanker paru-paru, TBC, Jantung , atau komplikasi yang berujung kematian. Menurut data WHO Indonesia merupakan negara ketiga dengan jumlah perokok terbesar di dunia setelah Cina dan India. Peningkatan konsumsi rokok berdampak pada makin tingginya beban penyakit akibat rokok dan bertambahnya angka kematian akibat rokok. Hasil penelitian WHO bekerja sama dengan US National Cancer Institute menyatakan angka kematian akibat tembakau diproyeksikan meningkat dari enam juta kematian per tahun menjadi delapan juta per tahun pada 2030, dengan lebih dari 80 persen terjadi di negara berpendapatan menengah ke bawah.[1]
Selain menimbulkan berbagai penyakit perilaku merokok pada orangtua diperkirakan berpengaruh pada anak stunting dengan dua cara. Yang bertama, melalui asap rokok orang tua perokok yang memberi efek langsung pada tumbuh kembang anak. Seperti yang disebutkan oleh Ketua Satuan Tugas Remaja Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Dr. Bernie Endyarni Medise, Sp.A(K), MPH, “Asap rokok mengganggu penyerapan gizi pada anak, yang pada akhirnya akan mengganggu tumbuh kembangnya.” Pengaruh perilaku merokok yang kedua, dilihat dari sisi biaya belanja rokok, membuat orang tua mengurangi “jatah” biaya belanja makanan bergizi, biaya kesehatan, pendidikan dan seterusnya.[2]
Dalam rangka Hari Tanpa Tembakau Sedunia Tahun 2023 kolaborasi Dinas Kesehatan Kota Surakarta dengan Yayasan kakak dengan mengedepankan komunitas Anak Muda dan masyarakat mengadakan kampanye Hari Tanpa Tembakau Sedunia. Kegiatan ini dilakukan dalam Car Free Day tepatnya di depan Lodji Gandrung pada tanggal 28 Mei 2023. Kegiatan ini menekankan promosi kesehatan dalam bentuk layanan kesehatan yaitu ukur tensi dan Unit Berhenti Merokok (UBM) yang dilakukan oleh 17 puskesmas Kota Surakarta. Partisipasi masyarakat dalam upaya untuk mencegah trend kenaikan perokok untuk Zero Stunting diwujudkan dengan stand Kampung Bebas Asap Rokok yang sudah dikembangkan oleh DInas kesehatan melalui puskesmas. Sedangkan partisipasi anak muda dengan berbagai upayanya ditampilkan dalam stand Pemuda Penggerak.
Salah satu yang dilakukan adalah talkshow yang menghadirkan anak SMP dan SMA yang merupakan target dari Industri Rokok. Anak muda yang dijadikan target harus dikuatkan bahwa rokok adalah produk yang tidak normal. Sementara iklan, sponsor dan promosi yang bertebaran di sekitar mereka memberikan informasi yang menyesatkan seolah produk tersebut membuat lebih percaya diri, kesetiakawaan atau lainnya. Hal inilah yang harus ditegaskan lagi bahwa rokok adalah produk yang tidak normal karena menyebabkan beragam dampak buruk pada kesehatan.
Kepala Dinas kesehatan, dr Siti Wahyuningsih menyampaikan……
Peran anak muda dan masyarakat dalam menekan tren kenaikan perokok menjadi hal yang penting, tetapi juga harus didukung dengan kebijakan yang kuat. Apalagi saat ini RUU Kesehatan yang dibahas harus memiliki kekuatan untuk menekan konsumsi dan peredaran rokok melalui pelarangan iklan, promosi, dan sponsor rokok dalam bentuk apapun. Kebijakan ini menjadi dasar mengembangkan kebijakan ditingkat daerah sehingga upaya menurunkan trend perokok bisa diwujudkan, ujar Shoim Direktur Yayasan KAKAK.
[1] https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20170112183607-255-185919/who-rokok-bunuh-sepertiga-populasi-manusia-pada-2030
[2] https://p2ptm.kemkes.go.id/kegiatan-p2ptm/pusat-/konsumsi-rokok-akibatkan-anak-stunting
SURVEY CEPAT IKLAN DAN PROMOSI ROKOK DI SEKITAR SEKOLAH DI SURAKARTA YAYASAN KAKAK 2022
Yayasan KAKAK yang memiliki kepedulian pada persoalan perlindungan berkolaborasi dengan Pemuda Penggerak melakukan survey cepat Iklan dan Promosi rokok di sekitar sekolah. Survey cepat iklan dan promosi rokok luar ruang dilakukan untuk mengetahui situasi di sekitar sekolah di Kota Surakarta. Selain itu juga untuk memberikan gambaran fakta bahwa industri rokok mentargetkan anak-anak.
Survey cepat ini dilakukan dalam kurun waktu 1 minggu dimulai dari tanggal 2 – 9 Maret 2022. Survey cepat melibatkan 11 anggota Pemuda Penggerak dengan menjangkau titik (sekolah) dengan radius 150 meter dari pintu masuk/keluar dari sekolah. Sekolah menjadi sasaran survey cepat ini adalah tingkat SD(Sekolah Dasar), SMP(Sekolah Menegah Pertama)/MTS dan SMA/SMK di 5 kecamatan di Kota Surakarta.
Temuan dari survey cepat ini dapat menjangkau 128 titik (sekolah) dengan gambaran sebagai berikut :
Jumlah sekolah 128 dengan kategori SD 74, SP 24 dan SMA/SMK 30.
Hasil monitoring cepat iklan dan promosi yang dilakukan disekitar sekolah ini menghasilkan sebanyak 962 dari 128 sekolah yang tersebar di 5 kecamatan. Dari iklan dan promosi yang dimonitoring, jenis yang paling banyak ditemukan yakni jenis iklan sebanyak 659. Industry rokok memilih banyak memasang iklan disekitar sekolah karena ingin memperkenalkan produknya ke anak-anak dengan gambar-gambar yang menarik. Dari 128 sekolah tersebut iklan dan promosi paling banyak ditemukan di tingkat Sekolah Dasar yakni sebanyak 605. Hal ini membuktikan bahwa industry rokok benar-benar menyasar perokok pemula dan kebanyakan di jenjang sekolah dasar.
Hasil monitoring tersebut akan disampaikan ke pihak pemerintah agar menindaklanjutinya , karena sangat miris dimana sekolah merupakan KTR 100% namun masih banyak ditemukan iklan dan promosi rokok. Juga sebagai bahan advokasi untuk larang iklan rokok.