SI ANAK PENASARAN?

 

DSC00013

 

Pernahkan mengalami suatu momen ketika orangtua sedang melakukan sesuatu lalu si anak melihat tindakan tersebut?. Tanpa disadari anak sedang dalam proses mengamati dan mulai mengemukakan apa yang ada difikirannya sebagai wujud dari rasa penasarannya. Inilah yang dinamakan modelling seperti yang pernah di kemukakan oleh Albert Bandura, pada proses tersebut anak sedang gencar-gencarnya mengamati dan meniru suatu tindakan yang ada di sekelilingnya. Orangtua yang tanggap pada pertumbuhan anak secara otomatis akan mementingkan dirinya untuk memberikan suatu tindakan verbal atau perilaku yang baik pula.Namun terkadang orangtua tidak sadar bahwa anaknya sedang mengamati tindakannya, contoh seorang ibu yang sedang memotong sayuran menggunakan pisau di dapur, lalu si anak mengatakan “itu apa bunda?” lalu ibu menjawab “ini pisau”. Tidak jarang orangtua hanya memberikan jawaban singkat tanpa memberi penjelasan sebenarnya, bisa saja si anak meniru hal tersebut tanpa sepengatahuan orangtuanya, padahal pisau bisa saja melukai anak, oleh karena itu sebaikanya sang ibu memberikan penjelasan “ini namanya pisau, biasanya digunakan untuk memotong sayuran, buah dll, pisau ini tajam makanya bunda kalau memotongharus hati-hati, adik kan masih kecil jadi belum boleh pake pisau ini ya, biar bunda aja yang pake”.Disinilah fungsinya orangtua memfasilitasi si anak dalam masa tumbuh kembangnya dengan menjelaskan kalau pisau ini tajam jadi tidak boleh buat main-main, dan buatlah si anak paham dampak positif dan negatif atas suatu hal yang menjadi rasa penasaran itu, tentunya dengan bahasa yang mudah dipahami sehingga si anak mengatahui batasan  yang tidak boleh dilakukan di usianya, selain  mendapatkan pemahaman anak juga semakin kaya akan kosakata. Jadi jangan pernah lelah menjelaskan tentang apa saja yang membuat anak penasaran, semakin anak tumbuh dan berkembang dengan baik maka semakin tinggi pula rasa penasaran yang dimilikinya.(Beta Mayangsari – Volunter Yayasan Kakak – Mahasiswi Universitas Muhammadiyah Surakarta Fakultas Psikologi)


SELFIE BOLEH…TAPI TETAP JADI KONSUMEN CERDAS DONG

11357222_1081407375220450_7212200878570949371_o

Trend memotret makanan sebelum dimakan menjadikan salah satu remaja guyonan yang mengantarkan salah satu anak menjadi pemenang lomba meme “gerakan konsumen cerdas, mandiri dan cinta produk dalam negeri” yang pernah diadakan oleh Yayasan Kakak dan Disperindag Kota di Taman Balekambang Surakarta.

Di meme tersebut digambarkan seorang anak perempuan yang memiliki es krim kemudian  dia membaca tanggal kadaluarsanya difoto baru dimakan. Itulah gambaran kecil mengenai bagaimana menjadi konsumen cerdas, teliti sebelum membeli barang,  mengkonsumsi sesuatu sehingga aman bagi dirinya sendiri dengan cara memperhatikan label dan masa kadaluarsa. Selain itu konsumen yang cerdas itu juga lihatlah label SNI yang tertera dalam kemasan karena itu berarti produk/barang dipastikan aman. Dan yang pasti Konsumen yang cerdas bisa membedakan mana yang merupakan kebutuhan dan mana yang hanya keinginan semata.

Dengan adanya lomba meme itu kami berharap bahwa anak-anak  bisa ikut menjadi konsumen yang cerdas sekaligus bisa mengkampanyekan hal tersebut kepada teman-teman sebayanya sekaligus keluarga dan lingkungan sekitarnya. (Nung)