TREND KEKERASAN DAN EKSPLOITASI SEKSUAL ANAK

Penjangkaun korban kekerasan dan eksploitasi seksual yang dilakukan dalam kurun waktu April 2022 – Januari 2023 (10 bulan) sebanyak 36 kasus kekerasan seksual yang dijangkau. Adapun kasus-kasus tersebut tersebar di wilayah Solo Kota yakni Sukoharjo, Sragen, Karanganyar, Klaten dan Surakarta. Dalam penjangkauan kasus, Yayasan Kakak menggunakan metode Jemput Bola dan bekerjasama dengan pihak lain. Selain itu ada juga korban yang datang sendiri untuk konsultasi kepada Yayasan Kakak.

Jumlah korban yang didampingi 40% berasal dari wilayah Surakarta. Dari 10 kasus yang di dampingi, sebanyak 8 kasus berproses hukum dan 1 kasus diselesaikan dengan mediasi serta 1 diselesaikan dengan damai.

Tren Korban kekerasan dan eksploitasi seksual

Yayasan Kepedulian untuk Anak Surakarta, adalah Lembaga Swadaya Masyarakat yang bergerak dalam isu perlindungan anak, khususnya adalah anak-anak yang menjadi korban kekerasan seksual. Pada tahun 2022 sejak bulan April – Desember ini untuk kasus yang dijangkau secara langsung sejak awal ada 10 kasus dan 24 kasus ditangani dengan bekerjasama dengan Balai Rehabilitasi Sosial milik pemerintah Provinsi Jawa Tengah, selain itu Yayasan KAKAK Bekerjasama dengan P2TP2A Karanganyar dalam penanganan 5 kasus. Total ada 39 kasus yang ditangani oleh Yayasan KAKAK selama kurun waktu 8 bulan.

Dari kasus-kasus yang di dampingi oleh Yayasan KAKAK, 100% merupakan kasus eksploitasi seksual. Hal itu Sebagian besar dilakukan oleh orang-orang terdekat dari korban, Kerabat / keluarga terdekat korban mendominasi pelaku kekerasan seksual yang di damping Yayasan KAKAK pada tahun ini yaitu sebanyak 50%, sisanya ada pacar, guru, mantan pacar, kenalan di sosial media. Bila diamati ada sedikit perbedaan tren pelaku yang terjadi di tahun ini yang mana banyak pelaku yang memiliki hubungan keluarga dengan korban, sebut saja ayah tiri, kakak tiri, paman dan lain-lain. Kondisi transisi dari masa pandemi yang seluruh kegiatan masih berpusat di rumah, ke masa-masa normal membuat anak-anak menjadi rentan terhadap kekerasan seksual yang dilakukan oleh orang-orang yang ada di lingkungan rumahnya.

Dalam proses pendampingan yang dilakukan oleh Yayasan KAKAK, tidak semua kasus berproses hukum. 80% kasus diproses hukum, ada yang masih berproses di kepolisian, ada yang sudah di tahap persidangan, bahkan sudah ada yang mendapat putusan dari PN. 20% kasus yang tidak diproses secara hukum, ada yang diselesaikan dengan kekeluargaan dengan didampingi oleh PPT ada pula yang keluarganya memang tidak ingin dilanjutkan proses hukumnya.

Dari kasus-kasus yang di damping oleh Yayasan KAKAK, jika diamati memang ada kecenderungan adanya pemanfaatan kekuasaan yang dilakukan oleh pelaku kepada korban. Pelaku yang memanfaatkan kekuasaan biasanya mengancam korban untuk tidak melakukan tindakan perlawanan maupun melaporkan tindakan yang dialaminya. Hal itu biasanya dilakukan oleh pelaku yang memiliki kedekatan secara emosional dengan korban.

Pada ahir tahun 2022 ini memang mulai keluar kasus-kasus dengan kecenderungan LGBT. Terdapat 1 kasus LSL (Lelaki Sex Lelaki) dan juga ada kasus Lesbian. Berdasarkan dari assesmen awal yang dilakukan kepada korban, fenomena LGBT di kalangan remaja sedang naik daun, sehingga jumlah kekerasan yang terjadi juga naik.


CEGAH TREND PENINGKATAN PEROKOK UNTUK ZERO STUNTING

Surakarta, 28 Mei 2023 Merokok merupakan akifias yang berdampak merugikan bagi kesehatan individu, masyarakat dan lingkungan sehingga perlu dilakukan upaya pengendalian rokok untuk jaminan kesehatan.Rokok mengandung lebih dari 4000 jenis zat kimia berbahaya bagi kesehatan mulai dari nikotin maupun zat lainnya yang bisa menyebabkan penyakit kanker paru-paru, TBC, Jantung , atau komplikasi yang berujung kematian. Menurut data WHO Indonesia merupakan negara ketiga dengan jumlah perokok terbesar di dunia setelah Cina dan India. Peningkatan konsumsi rokok berdampak pada makin tingginya beban penyakit akibat rokok dan bertambahnya angka kematian akibat rokok. Hasil penelitian WHO bekerja sama dengan US National Cancer Institute  menyatakan angka kematian akibat tembakau diproyeksikan meningkat dari enam juta kematian per tahun menjadi delapan juta per tahun pada 2030, dengan lebih dari 80 persen terjadi di negara berpendapatan menengah ke bawah.[1]

Selain menimbulkan berbagai penyakit perilaku merokok pada orangtua diperkirakan berpengaruh pada anak stunting dengan dua cara. Yang bertama, melalui asap rokok orang tua perokok yang memberi efek langsung pada tumbuh kembang anak. Seperti yang disebutkan oleh Ketua Satuan Tugas Remaja Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Dr. Bernie Endyarni Medise, Sp.A(K), MPH, “Asap rokok mengganggu penyerapan gizi pada anak, yang pada akhirnya akan mengganggu tumbuh kembangnya.” Pengaruh perilaku merokok yang kedua, dilihat dari sisi biaya belanja rokok, membuat orang tua mengurangi “jatah” biaya belanja makanan bergizi, biaya kesehatan, pendidikan dan seterusnya.[2]

Dalam rangka Hari Tanpa Tembakau Sedunia Tahun 2023 kolaborasi Dinas Kesehatan Kota Surakarta dengan Yayasan kakak dengan mengedepankan komunitas Anak Muda dan masyarakat mengadakan kampanye Hari Tanpa Tembakau Sedunia. Kegiatan ini dilakukan dalam Car Free Day tepatnya di depan Lodji Gandrung pada tanggal 28 Mei 2023. Kegiatan ini menekankan promosi kesehatan dalam bentuk layanan kesehatan yaitu ukur tensi dan Unit Berhenti Merokok (UBM) yang dilakukan oleh 17 puskesmas Kota Surakarta. Partisipasi masyarakat dalam upaya untuk mencegah trend kenaikan perokok untuk Zero Stunting diwujudkan dengan stand Kampung Bebas Asap Rokok yang sudah dikembangkan oleh DInas kesehatan melalui puskesmas. Sedangkan partisipasi anak muda dengan berbagai upayanya ditampilkan dalam stand Pemuda Penggerak.

Salah satu yang dilakukan adalah talkshow yang menghadirkan anak SMP dan SMA yang merupakan target dari Industri Rokok.  Anak muda yang dijadikan target harus dikuatkan bahwa rokok adalah produk yang tidak normal. Sementara iklan, sponsor dan promosi yang bertebaran di sekitar mereka memberikan informasi yang menyesatkan seolah produk tersebut membuat lebih percaya diri, kesetiakawaan atau lainnya. Hal inilah yang harus ditegaskan lagi bahwa rokok adalah produk yang tidak normal karena menyebabkan beragam dampak buruk pada kesehatan.

Kepala Dinas kesehatan, dr Siti Wahyuningsih menyampaikan……

Peran anak muda dan masyarakat dalam  menekan tren kenaikan perokok menjadi hal yang penting, tetapi juga harus didukung dengan kebijakan yang kuat. Apalagi saat ini RUU Kesehatan yang dibahas harus memiliki kekuatan untuk menekan konsumsi dan peredaran rokok  melalui pelarangan iklan, promosi, dan sponsor rokok dalam bentuk apapun.  Kebijakan ini menjadi dasar mengembangkan kebijakan ditingkat daerah sehingga upaya menurunkan trend perokok  bisa diwujudkan, ujar Shoim Direktur Yayasan KAKAK.


[1] https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20170112183607-255-185919/who-rokok-bunuh-sepertiga-populasi-manusia-pada-2030

[2] https://p2ptm.kemkes.go.id/kegiatan-p2ptm/pusat-/konsumsi-rokok-akibatkan-anak-stunting


AKSI CAR FREE DAY PEREMPUAN LINTAS AGAMA “PEREMPUAN UNTUK PERDAMAIAN”

Minggu, 25 Juni 2023. Yayasan KAKAK kolaborasi dengan perempuan lintas agama
aksi Car Free Day dengan tema “ Perempuan Untuk Perdamaian” . Aksi ini dilakukan
pada pukul 06.00 – 09.00 di Jalan Slamet Riyadi, tepatnya di depan Loji Gandrung. Kegiatan
kolaborasi ini merupakan tindak lanjut dari diskusi perempuan lintas agama, yang
merekomendasikan untuk melakukan kegiatan kolaborasi dan berbagi tanpa melihat latar
belakang agama dan kepercayaan.
Perdamaian menjadi salah satu yang harus disuarakan karena banyaknya
perbedaan di sekitar kita. Apalagi Indonesia yang kaya akan keberagaman mulai dari suku,
budaya atau agama serta keyakinan atau lainnya. Perbedaan agama dan keyakinan tidak
boleh menjadi alasan timbulknya konflik. Yang harus ditekankan adalah pentingnya untuk
saling menghormati antar umat beragama yang dianut oleh masing masing individu.
Negara menjamin warganya untuk beribadah sesuai dengan agama dan keyakinan masing
masing, hal ini dituangkan dalam Pasal 28 E UUD 1945.
Komitmen Indonesia terhadap pelibatan perempuan dalam proses penyelesaian konflik
ditunjukkan dalam RAN P3AKS (Rencana Aksi Nasional Pemberdayaan dan Perlindungan
Perempuan dan Anak dalam Konflik Sosial) dan tercatat menjadi penyumbang women
peacekeepers atau agen penjaga perdamaian perempuan terbesar ke-7 di dunia dan
pertama di Asia Tenggara. Peran dalam menciptakan perdamaian dalam keberagaman
agama dan keyakinan ditentukan oleh sikap seseorang. Sedangkan sikap seseorang itu
dipengaruhi oleh 4 lingkungan yaitu keluarga, masyarakat, sekolah serta media
cetak/elektronik atau media sosial. Peran perempuan sangat menentukan bagaimana sikap
seseorang dimulai dari keluarga. Karakter atau perilaku yang mengedepankan perdamaian
harus tumbuh dan dikembangkan mulai dari lingkup keluarga. Hal itulah yang perempuan
harus hadir dan disitulah kunci bagi perdamaian yang dimulai dari skala kecil hingga dunia.
Sekian siaran pers ini disampaikan. Di media sosialpun perempuan bisa mempromosikan
informasi atau konten yang mengutamakan sikap saling menghargai dan menghormati
perbedaan agama dan keyakinan.
Shoim Sahriyati Direktur Yayasan KAKAK mengatakan bahwa, “Kelompok perempuan
memiliki potensi yang besar dalam mengembangkan harmoni dan kerukunan umat
beragama dan berkeyakinan. Aksi ini untuk mengajak dan menyadarkan peran dan potensi
perempuan untuk mengembangkan sikap, cara pandang dan praktek beragama yang
mengedepankan nilai penghargaan dan pernghormatan pada orang lain. Seorang ibu
(perempuan) dalam keluarga menjadi role model bagi anak-anak mereka sehingga anak
akan mengembangkan hal yang sama. Selain itu perempuan juga memiliki kelompok,
komunitas atau organisasi yang mereka bisa menekankan nilai penghormatan dan
penghargaan sehingga menjadi sebuah pembiasaan”
Sementara perwakilan dari Jamaah Muhajirin khususnya komunitas jumat berkah Ibu Eri
menuturkan, kegiatan berbagi dan perempuan untuk perdamaian sangat seru sekali, karena
kita bisa berkumpul dengan berbagai latar belakang yang berbeda. Kami merasa senang bisa
merasakan kerukunan, dengan perbedaan yang ada dan dengan kegiatan ini secara
bersama sama membuat bahagia.
Kegiatan ini membuktikan kepada khalayak umum bahwa peran perempuan sangatlah
penting dalam mewujudkan perdamaian antar umat beragama dan berkeyakinan. Wujud
nyata dan aksi nyata sekecil apapun dapat dilakukan perempuan dalam mewujudkan
perdamaian antar umat beragama. Gerakan berbagi sayur ini tidak melihat latar belakang
agama dan kepercayaan. Mari berperan untuk mengajak masyarakat agar menghargai
setiap perbedaan yang ada, tutup Sulastrini dari perwakilan Penghayat.


ANIEK TRI MAHARNI 25 TAHUN BERGERAK UNTUK ISU TOLERANSI

Aniek Tri Maharni adalah seorang ibu rumah tangga berusia 60 tahun, anak ketiga dari 9 bersaudara ini  tinggal di jalan dahlia aya nomor 50  perum bumi wonoreo karanganyar. Beliau dahulu aktif menjadi aktif perlindungan anak yang bekerja di Yayasan yofera yang yaitu Lembaga sosial untuk mendampingi anak-anak yang hamil diluar nikah, pernah mengikuti bimbingan kesejahteraan sosial yang bergerak di bidang sosial politik, agama untuk keadilan dan perdamaian dan keutuhan ciptaan dalam lingkup GKI  di Surakarta, organisasi tersebut berbasis  geraja untuk gerakan pelayanan  untuk multi agama. Aniek juga   memiliki latar belakang keluarga yang berbeda-beda agama.

Ketertarikan Aniek dalam isu toleransi dimulai pada tahun 1998 karena merasakan adanya kerusuhan sosial dan isu agama lebih menonjol serta sara dan etnis lebih kental. Yang dilakukan aniek yaitu membuat pos pos pengungsian membantu logistic bersama dengan teman -teman katholik dan aktivis perempuan. Pada tahun 1998 forum kerukunan agama sudah mulai muncul bersama  dengan Bapak Dianfi tokoh agama islam dari situ aniek mula mengenal agama lain secara intens.  

Anek, mengapresiasi capaian kota Surakarta menjadi kota toleran ke 4 di Indonesia. Namun hal itu masih menjadi PR bersama untuk menjaga toleransi di kota Surakarta karena juga masih ditemukan pelarangan pendirian rumah ibadah, masih ada juga orang melihat kasus kekerasan agama menjadi netral, lebih masih kepada agamaku -agamaku, dua kali mengikuti kegiatan bersama Yayasan KAKAK menambah wawasan saya untuk lebih mengenal agama lain dan bisa lebih bertoleran, seperti halnya sharing yang disampaikan oleh mbak sulastri dari ahamdiyah. Karena di masyarakat sendiri juga belum clear terkait pengertian rumah ibadah serta penegakan regulasi yang masih bias. Sehingga kita sulit untuk memparafrasekan. .

Hal penting yang dapat aniek pelajari ketika mengikuti kegiatan bersama Yayasan Kakak yaitu bertambah saudara, pengetahuan baru yang  positif tanpa permusuhan yg seperti apa yang kita mimpikan , mampu memaksimalkan sumber daya manusia yang ada. Serta istilah baru yang belum diketahui sebelumnya yaitu internum dan eksternum. Aniek juga baru mengetahui jika ada ahmadiyah dan penghayat yang berprofesi menjadi guru. Kegiatan ini tentunya menjadi hal yang positif mengingat sebentar lagi menjelang pemilu tahun 2024 yang seringkali agama menjadi bahan kampanye untuk memenangkan salah satu calon, bisa menjadi pemicu konflik. Sekolah yang berbasis agama, hendaknya juga mengajarkan tentang agama lain sebagai pengetahuan serta tidak dibangun fanatisme yang dangkal, penting untuk diketahui di agama atau keyakinan manapun.

Kesan yang aniek dapat selama mengikuti kegiatan bersama Yayasan Kakak yang berkaitan dengan isu Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan tentunya positif serta ada hal yang baru di dapat seperti lima point tanpa permusuhan itu seperti apa dan peserta yang mengikuti juga aktif walaupun hanya bebeberapa harapan aniek di forum tersebut pemerintah juga dapat aktif menyampaikan kendala yang dihadapi seperti apa sehingga bisa memecahkan solusi bersama-sama sehingga tingkat tindakan intoleransi di Surakarta menjadi nol kasus begitu juga dilingkup pendidikannya.


SURVEY CEPAT IKLAN DAN PROMOSI ROKOK DI SEKITAR SEKOLAH DI SURAKARTA YAYASAN KAKAK 2022

Yayasan KAKAK yang memiliki kepedulian pada persoalan perlindungan berkolaborasi dengan Pemuda Penggerak melakukan survey cepat Iklan dan Promosi rokok di sekitar sekolah. Survey cepat  iklan dan  promosi  rokok luar ruang  dilakukan  untuk mengetahui  situasi  di sekitar sekolah di Kota Surakarta. Selain itu juga untuk memberikan gambaran fakta  bahwa industri rokok mentargetkan anak-anak.

Survey cepat ini dilakukan dalam kurun waktu 1 minggu dimulai dari tanggal 2 – 9 Maret 2022. Survey cepat melibatkan 11 anggota Pemuda Penggerak dengan menjangkau titik (sekolah) dengan radius 150 meter dari pintu masuk/keluar dari sekolah. Sekolah menjadi sasaran survey cepat ini adalah tingkat SD(Sekolah Dasar), SMP(Sekolah Menegah Pertama)/MTS dan SMA/SMK di 5 kecamatan di Kota Surakarta.

Temuan dari survey cepat ini dapat menjangkau 128 titik (sekolah) dengan gambaran sebagai berikut :

Jumlah sekolah 128 dengan kategori SD 74, SP 24 dan SMA/SMK 30.

Hasil monitoring cepat iklan dan promosi yang dilakukan disekitar sekolah ini menghasilkan sebanyak 962 dari 128 sekolah yang tersebar di 5 kecamatan. Dari iklan dan promosi yang dimonitoring, jenis yang paling banyak ditemukan yakni jenis iklan sebanyak 659. Industry rokok memilih banyak memasang iklan disekitar sekolah karena ingin memperkenalkan produknya ke anak-anak dengan gambar-gambar yang menarik. Dari 128 sekolah tersebut iklan dan promosi paling banyak ditemukan di tingkat Sekolah Dasar yakni sebanyak 605. Hal ini membuktikan bahwa industry rokok benar-benar menyasar perokok pemula dan kebanyakan di jenjang sekolah dasar.

Hasil monitoring tersebut akan disampaikan ke pihak pemerintah agar menindaklanjutinya , karena sangat miris dimana sekolah merupakan KTR 100% namun masih banyak ditemukan iklan dan promosi rokok. Juga sebagai bahan advokasi untuk larang iklan rokok.