CEGAH TREND PENINGKATAN PEROKOK UNTUK ZERO STUNTING

Surakarta, 28 Mei 2023 Merokok merupakan akifias yang berdampak merugikan bagi kesehatan individu, masyarakat dan lingkungan sehingga perlu dilakukan upaya pengendalian rokok untuk jaminan kesehatan.Rokok mengandung lebih dari 4000 jenis zat kimia berbahaya bagi kesehatan mulai dari nikotin maupun zat lainnya yang bisa menyebabkan penyakit kanker paru-paru, TBC, Jantung , atau komplikasi yang berujung kematian. Menurut data WHO Indonesia merupakan negara ketiga dengan jumlah perokok terbesar di dunia setelah Cina dan India. Peningkatan konsumsi rokok berdampak pada makin tingginya beban penyakit akibat rokok dan bertambahnya angka kematian akibat rokok. Hasil penelitian WHO bekerja sama dengan US National Cancer Institute  menyatakan angka kematian akibat tembakau diproyeksikan meningkat dari enam juta kematian per tahun menjadi delapan juta per tahun pada 2030, dengan lebih dari 80 persen terjadi di negara berpendapatan menengah ke bawah.[1]

Selain menimbulkan berbagai penyakit perilaku merokok pada orangtua diperkirakan berpengaruh pada anak stunting dengan dua cara. Yang bertama, melalui asap rokok orang tua perokok yang memberi efek langsung pada tumbuh kembang anak. Seperti yang disebutkan oleh Ketua Satuan Tugas Remaja Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Dr. Bernie Endyarni Medise, Sp.A(K), MPH, “Asap rokok mengganggu penyerapan gizi pada anak, yang pada akhirnya akan mengganggu tumbuh kembangnya.” Pengaruh perilaku merokok yang kedua, dilihat dari sisi biaya belanja rokok, membuat orang tua mengurangi “jatah” biaya belanja makanan bergizi, biaya kesehatan, pendidikan dan seterusnya.[2]

Dalam rangka Hari Tanpa Tembakau Sedunia Tahun 2023 kolaborasi Dinas Kesehatan Kota Surakarta dengan Yayasan kakak dengan mengedepankan komunitas Anak Muda dan masyarakat mengadakan kampanye Hari Tanpa Tembakau Sedunia. Kegiatan ini dilakukan dalam Car Free Day tepatnya di depan Lodji Gandrung pada tanggal 28 Mei 2023. Kegiatan ini menekankan promosi kesehatan dalam bentuk layanan kesehatan yaitu ukur tensi dan Unit Berhenti Merokok (UBM) yang dilakukan oleh 17 puskesmas Kota Surakarta. Partisipasi masyarakat dalam upaya untuk mencegah trend kenaikan perokok untuk Zero Stunting diwujudkan dengan stand Kampung Bebas Asap Rokok yang sudah dikembangkan oleh DInas kesehatan melalui puskesmas. Sedangkan partisipasi anak muda dengan berbagai upayanya ditampilkan dalam stand Pemuda Penggerak.

Salah satu yang dilakukan adalah talkshow yang menghadirkan anak SMP dan SMA yang merupakan target dari Industri Rokok.  Anak muda yang dijadikan target harus dikuatkan bahwa rokok adalah produk yang tidak normal. Sementara iklan, sponsor dan promosi yang bertebaran di sekitar mereka memberikan informasi yang menyesatkan seolah produk tersebut membuat lebih percaya diri, kesetiakawaan atau lainnya. Hal inilah yang harus ditegaskan lagi bahwa rokok adalah produk yang tidak normal karena menyebabkan beragam dampak buruk pada kesehatan.

Kepala Dinas kesehatan, dr Siti Wahyuningsih menyampaikan……

Peran anak muda dan masyarakat dalam  menekan tren kenaikan perokok menjadi hal yang penting, tetapi juga harus didukung dengan kebijakan yang kuat. Apalagi saat ini RUU Kesehatan yang dibahas harus memiliki kekuatan untuk menekan konsumsi dan peredaran rokok  melalui pelarangan iklan, promosi, dan sponsor rokok dalam bentuk apapun.  Kebijakan ini menjadi dasar mengembangkan kebijakan ditingkat daerah sehingga upaya menurunkan trend perokok  bisa diwujudkan, ujar Shoim Direktur Yayasan KAKAK.


[1] https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20170112183607-255-185919/who-rokok-bunuh-sepertiga-populasi-manusia-pada-2030

[2] https://p2ptm.kemkes.go.id/kegiatan-p2ptm/pusat-/konsumsi-rokok-akibatkan-anak-stunting


AKSI CAR FREE DAY PEREMPUAN LINTAS AGAMA “PEREMPUAN UNTUK PERDAMAIAN”

Minggu, 25 Juni 2023. Yayasan KAKAK kolaborasi dengan perempuan lintas agama
aksi Car Free Day dengan tema “ Perempuan Untuk Perdamaian” . Aksi ini dilakukan
pada pukul 06.00 – 09.00 di Jalan Slamet Riyadi, tepatnya di depan Loji Gandrung. Kegiatan
kolaborasi ini merupakan tindak lanjut dari diskusi perempuan lintas agama, yang
merekomendasikan untuk melakukan kegiatan kolaborasi dan berbagi tanpa melihat latar
belakang agama dan kepercayaan.
Perdamaian menjadi salah satu yang harus disuarakan karena banyaknya
perbedaan di sekitar kita. Apalagi Indonesia yang kaya akan keberagaman mulai dari suku,
budaya atau agama serta keyakinan atau lainnya. Perbedaan agama dan keyakinan tidak
boleh menjadi alasan timbulknya konflik. Yang harus ditekankan adalah pentingnya untuk
saling menghormati antar umat beragama yang dianut oleh masing masing individu.
Negara menjamin warganya untuk beribadah sesuai dengan agama dan keyakinan masing
masing, hal ini dituangkan dalam Pasal 28 E UUD 1945.
Komitmen Indonesia terhadap pelibatan perempuan dalam proses penyelesaian konflik
ditunjukkan dalam RAN P3AKS (Rencana Aksi Nasional Pemberdayaan dan Perlindungan
Perempuan dan Anak dalam Konflik Sosial) dan tercatat menjadi penyumbang women
peacekeepers atau agen penjaga perdamaian perempuan terbesar ke-7 di dunia dan
pertama di Asia Tenggara. Peran dalam menciptakan perdamaian dalam keberagaman
agama dan keyakinan ditentukan oleh sikap seseorang. Sedangkan sikap seseorang itu
dipengaruhi oleh 4 lingkungan yaitu keluarga, masyarakat, sekolah serta media
cetak/elektronik atau media sosial. Peran perempuan sangat menentukan bagaimana sikap
seseorang dimulai dari keluarga. Karakter atau perilaku yang mengedepankan perdamaian
harus tumbuh dan dikembangkan mulai dari lingkup keluarga. Hal itulah yang perempuan
harus hadir dan disitulah kunci bagi perdamaian yang dimulai dari skala kecil hingga dunia.
Sekian siaran pers ini disampaikan. Di media sosialpun perempuan bisa mempromosikan
informasi atau konten yang mengutamakan sikap saling menghargai dan menghormati
perbedaan agama dan keyakinan.
Shoim Sahriyati Direktur Yayasan KAKAK mengatakan bahwa, “Kelompok perempuan
memiliki potensi yang besar dalam mengembangkan harmoni dan kerukunan umat
beragama dan berkeyakinan. Aksi ini untuk mengajak dan menyadarkan peran dan potensi
perempuan untuk mengembangkan sikap, cara pandang dan praktek beragama yang
mengedepankan nilai penghargaan dan pernghormatan pada orang lain. Seorang ibu
(perempuan) dalam keluarga menjadi role model bagi anak-anak mereka sehingga anak
akan mengembangkan hal yang sama. Selain itu perempuan juga memiliki kelompok,
komunitas atau organisasi yang mereka bisa menekankan nilai penghormatan dan
penghargaan sehingga menjadi sebuah pembiasaan”
Sementara perwakilan dari Jamaah Muhajirin khususnya komunitas jumat berkah Ibu Eri
menuturkan, kegiatan berbagi dan perempuan untuk perdamaian sangat seru sekali, karena
kita bisa berkumpul dengan berbagai latar belakang yang berbeda. Kami merasa senang bisa
merasakan kerukunan, dengan perbedaan yang ada dan dengan kegiatan ini secara
bersama sama membuat bahagia.
Kegiatan ini membuktikan kepada khalayak umum bahwa peran perempuan sangatlah
penting dalam mewujudkan perdamaian antar umat beragama dan berkeyakinan. Wujud
nyata dan aksi nyata sekecil apapun dapat dilakukan perempuan dalam mewujudkan
perdamaian antar umat beragama. Gerakan berbagi sayur ini tidak melihat latar belakang
agama dan kepercayaan. Mari berperan untuk mengajak masyarakat agar menghargai
setiap perbedaan yang ada, tutup Sulastrini dari perwakilan Penghayat.


ANIEK TRI MAHARNI 25 TAHUN BERGERAK UNTUK ISU TOLERANSI

Aniek Tri Maharni adalah seorang ibu rumah tangga berusia 60 tahun, anak ketiga dari 9 bersaudara ini  tinggal di jalan dahlia aya nomor 50  perum bumi wonoreo karanganyar. Beliau dahulu aktif menjadi aktif perlindungan anak yang bekerja di Yayasan yofera yang yaitu Lembaga sosial untuk mendampingi anak-anak yang hamil diluar nikah, pernah mengikuti bimbingan kesejahteraan sosial yang bergerak di bidang sosial politik, agama untuk keadilan dan perdamaian dan keutuhan ciptaan dalam lingkup GKI  di Surakarta, organisasi tersebut berbasis  geraja untuk gerakan pelayanan  untuk multi agama. Aniek juga   memiliki latar belakang keluarga yang berbeda-beda agama.

Ketertarikan Aniek dalam isu toleransi dimulai pada tahun 1998 karena merasakan adanya kerusuhan sosial dan isu agama lebih menonjol serta sara dan etnis lebih kental. Yang dilakukan aniek yaitu membuat pos pos pengungsian membantu logistic bersama dengan teman -teman katholik dan aktivis perempuan. Pada tahun 1998 forum kerukunan agama sudah mulai muncul bersama  dengan Bapak Dianfi tokoh agama islam dari situ aniek mula mengenal agama lain secara intens.  

Anek, mengapresiasi capaian kota Surakarta menjadi kota toleran ke 4 di Indonesia. Namun hal itu masih menjadi PR bersama untuk menjaga toleransi di kota Surakarta karena juga masih ditemukan pelarangan pendirian rumah ibadah, masih ada juga orang melihat kasus kekerasan agama menjadi netral, lebih masih kepada agamaku -agamaku, dua kali mengikuti kegiatan bersama Yayasan KAKAK menambah wawasan saya untuk lebih mengenal agama lain dan bisa lebih bertoleran, seperti halnya sharing yang disampaikan oleh mbak sulastri dari ahamdiyah. Karena di masyarakat sendiri juga belum clear terkait pengertian rumah ibadah serta penegakan regulasi yang masih bias. Sehingga kita sulit untuk memparafrasekan. .

Hal penting yang dapat aniek pelajari ketika mengikuti kegiatan bersama Yayasan Kakak yaitu bertambah saudara, pengetahuan baru yang  positif tanpa permusuhan yg seperti apa yang kita mimpikan , mampu memaksimalkan sumber daya manusia yang ada. Serta istilah baru yang belum diketahui sebelumnya yaitu internum dan eksternum. Aniek juga baru mengetahui jika ada ahmadiyah dan penghayat yang berprofesi menjadi guru. Kegiatan ini tentunya menjadi hal yang positif mengingat sebentar lagi menjelang pemilu tahun 2024 yang seringkali agama menjadi bahan kampanye untuk memenangkan salah satu calon, bisa menjadi pemicu konflik. Sekolah yang berbasis agama, hendaknya juga mengajarkan tentang agama lain sebagai pengetahuan serta tidak dibangun fanatisme yang dangkal, penting untuk diketahui di agama atau keyakinan manapun.

Kesan yang aniek dapat selama mengikuti kegiatan bersama Yayasan Kakak yang berkaitan dengan isu Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan tentunya positif serta ada hal yang baru di dapat seperti lima point tanpa permusuhan itu seperti apa dan peserta yang mengikuti juga aktif walaupun hanya bebeberapa harapan aniek di forum tersebut pemerintah juga dapat aktif menyampaikan kendala yang dihadapi seperti apa sehingga bisa memecahkan solusi bersama-sama sehingga tingkat tindakan intoleransi di Surakarta menjadi nol kasus begitu juga dilingkup pendidikannya.


SURVEY CEPAT IKLAN DAN PROMOSI ROKOK DI SEKITAR SEKOLAH DI SURAKARTA YAYASAN KAKAK 2022

Yayasan KAKAK yang memiliki kepedulian pada persoalan perlindungan berkolaborasi dengan Pemuda Penggerak melakukan survey cepat Iklan dan Promosi rokok di sekitar sekolah. Survey cepat  iklan dan  promosi  rokok luar ruang  dilakukan  untuk mengetahui  situasi  di sekitar sekolah di Kota Surakarta. Selain itu juga untuk memberikan gambaran fakta  bahwa industri rokok mentargetkan anak-anak.

Survey cepat ini dilakukan dalam kurun waktu 1 minggu dimulai dari tanggal 2 – 9 Maret 2022. Survey cepat melibatkan 11 anggota Pemuda Penggerak dengan menjangkau titik (sekolah) dengan radius 150 meter dari pintu masuk/keluar dari sekolah. Sekolah menjadi sasaran survey cepat ini adalah tingkat SD(Sekolah Dasar), SMP(Sekolah Menegah Pertama)/MTS dan SMA/SMK di 5 kecamatan di Kota Surakarta.

Temuan dari survey cepat ini dapat menjangkau 128 titik (sekolah) dengan gambaran sebagai berikut :

Jumlah sekolah 128 dengan kategori SD 74, SP 24 dan SMA/SMK 30.

Hasil monitoring cepat iklan dan promosi yang dilakukan disekitar sekolah ini menghasilkan sebanyak 962 dari 128 sekolah yang tersebar di 5 kecamatan. Dari iklan dan promosi yang dimonitoring, jenis yang paling banyak ditemukan yakni jenis iklan sebanyak 659. Industry rokok memilih banyak memasang iklan disekitar sekolah karena ingin memperkenalkan produknya ke anak-anak dengan gambar-gambar yang menarik. Dari 128 sekolah tersebut iklan dan promosi paling banyak ditemukan di tingkat Sekolah Dasar yakni sebanyak 605. Hal ini membuktikan bahwa industry rokok benar-benar menyasar perokok pemula dan kebanyakan di jenjang sekolah dasar.

Hasil monitoring tersebut akan disampaikan ke pihak pemerintah agar menindaklanjutinya , karena sangat miris dimana sekolah merupakan KTR 100% namun masih banyak ditemukan iklan dan promosi rokok. Juga sebagai bahan advokasi untuk larang iklan rokok.


Roadshow “2000 Anak Menentang Perdagangan Anak”

Pada bulan Desember tahun 2016, Yayasan KAKAK bekerjasama dengan Kementrian Pendidikan Nasional menyelenggarakan kegiatan Road Show ke sekolah-sekolah di Surakarta dengan teman “2000 Anak Menentang Perdagangan Anak”.  Kegiatan ini dilakukan di SMP Al Islam 1 Surakarta, SMP Warga Surakarta, SMKN 7 Surakarta dan SMKN 8 Surakarta, di tiap sekolah pesertanya kurang lebih 500 anak.

Kegiatan ini diawali dengan melihat film “Kembang” merupakan kisah nyata yang menceritakan tentang pengalaman anak-anak korban perdagangan, awalnya bagaimana anak-anak mulai dibujuk rayu setelah berkenalan melalui media sosial, dibuat nyaman dan akhirnya anak dilarikan dari rumah dan menjadi korban eksploitasi baik secara seksual maupun ekonomi. Dalam film ini juga diceritakan tentang sikap orang tua yang sebelumnya tidak percaya anak mengalami kejadian ini dan bagaimana orang tua harus bersikap ketika tahu anak berada dalam situasi ini. Diakhir cerita menggambarkan tentang bagaimana anak-anak ini menyesal mengapa dulu mudah diperdaya dan mengajak anak-anak lain untuk berhati-hati dalam bermedsos.

Dalam kegiatan ini menghadirkan Narasumber Ibu Hastin sebagai perwakilan dari Kanit PPA (Kepala Unit Perlindungan Perempuan dan Anak) Polresta Surakarta. Beliau menyampaikan bahwasanya kasus perdagangan anak memang benar adanya. Dan di Solo pernah terjadi hal tersebut. Sikap anak yang suka barang barang bagus dan tidak diimbangi dengan uang yang dimiliki menyebabkan anak-anak rentan menjadi korban trafiking.

Pada akhir sessi anak-anak membubuhkan tanda tangan dalam spanduk, untuk berkomitmen bersama Menentang Perdagangan Anak. (Rh)


“Manten” Sosmed

KAKAK melakukan aksi di Car Free Day dengan tema Manten Sosmed, hal ini kami lakukan sebab banyak anak anak dibawah 18 tahun yang akhirnya menikah di usia dini. Kasus yang pernah didampingi oleh KAKAK yakni anak anak yang kenalan lewat media sosial seperti facebook kemudian menjalin hubungan serius sebagai pacar bahkan mereka berani melakukan hubungan layaknya suami istri. Ada orang tua yang tidak terima kemudian diperkarakan lewat hukum, ada juga orang tua yang akhirnya dengan rela menikahnya anaknya dengan dalih “sama sama suka”.

Aksi di CFD “Manten Sosmes” ini diikuti oleh perwakilan forum anak di Solo, mulai dari konsep acara sampai make up mereka lakukan dengan kreativitas. Antribut yang mereka gunakan juga sebagai sindirian kepada para anak anak maupun para orang tua untuk selalu mawas diri dalam berselancar didunia maya. Beberapa perwakilan anak ini membentuk komunitas dibawah bimbingan Yayasan KAKAK dengan nama HEYBRO (Healthy Young Browser).  Perwakilan Forum Anak sebelum melakukan aksi di CFD, mereka menjadi pendidik sebaya di 5 kecamatan yang ada di Solo. Mereka memberikan sosialisasi kepada anak anak di 5 kecamatan dan menekankan betapa pentingnya berselancar didunia maya dengan cara yang sehat.

Para pendidik sebaya ini memberikan sosialisasi seperti pengertian eksploitasi seksual itu apa, sebab para predator anak sekarang “bermain” lewat media sosial dan menyasar kepada anak anak. Selain itu mereka juga sharing media sosial apa saja yang digunakan para pelaku kejahatan sesksual. Dalam media sosial sendiri ada beberapa istilah yang harus anak anak tahu, sebab hal tersebut bisa berakibat buruk untuk mereka, seperti diperas, disebarkan foto pribadinya, bahkan diajak melakukan hubungan seksual. Terakhir, anak anak di ajak untuk berdiskusi dan sharing bagaimana tips tips untuk mencegah terjadnya kekerasan di media sosial dan bagaimana cara menggunakan media sosial dengan bijak.

Aksi CFD “Manten Sosmed” ini dilakukan pada 28 Januri 2018 di Jl. Slamet Riyadi, Solo dan mendapat banyak perhatian publik, baik masyarakat maupun media. Selain itu, anak anak juga melakukan poling tentang hak anak.  Dengan kegiatan tersebut diharapkan anak anak untuk berhati-hati dalam menggunakan media sosial. (Yd)


Pentas Boneka Tangan

Pentas boneka di TK Angkasa Karanganyar (22/10/2018 ), satu kepuasan sendiri ketika melihat anak-anak terpukau dan seringkali tertawa. Nampak antusias dan menikmati pentas boneka yang kami suguhkan. Hilang sudah lelah selama persiapan sampai aksi di sekolah. Inilah salah satu roadshow bersama dengan vouleenter mahasiswa. Membawakan boneka yang kita buat sendiri sungguh membuat lebih bahagia.

Cerita boneka kami pilih karena ramah dan dekat dengan anak anak, dan menyenangkan. Melihat anak anak fokus pada aksi kami sebuah kebanggaan yang luar biasa.

Boneka tangan sendiri kami pilih sebagai metode yang ramah anak dan merupakan Kekerasan seksual di tingkat masyarakat masih menjadi isu yang tabu, dan tidak banyak orang yang tahu. Di media jaman now seperti media sosial (facebook, instagram, whatsapp) sering ditemui kabar berkiatan dengan kekerasan seksual, begitu juga media mainstream (televisi, koran, radio).Karena itu penting buat menguatkan anak-anak agar mereka mampu melindungi diri sendiri dari kekerasan seksual.

Salah satu bentuk pencegahan kekerasa seksual untuk anak anak usia dini (12 tahun kebawah), KAKAK menggunakan metode yang disukai anak anak yaitu cerita

boneka tangan. KAKAK berkolaborasi dengan volunteer(mahasiswa) melakukan upaya pencegahan diwilayah yang rentan terjadinya kasus.

Sebelum terjun ke lapangan, KAKAK menguatkan volunteer mulai dari membuat boneka tangan, membuat konsep cerita, sampai membuat panggung untuk melakukan pentas boneka tangan.

Hal yang dikenalkan diantaranya bagian tubuh apa yang boleh dan tidak boleh dipegang, bagaimana jika ada orang asing yang mencoba melakukan hal yang tidak membuat anak nyaman, seperti mencoba meraba, mencium, serta mengajak pergi. KAKAK juga mengajakarkan mereka untuk bernyanyi bersama untuk masalah keserasan seksual biar anak lebih semangat (Yd)


Catatan Film “Sekar”

CUPLIKAN FILM SEKAR

SEKAR salah satu film dokumenter karya anak korban eksploitasi seksual tahun 2011. Film ini sebagai bentuk keprihatinan terhadap anak-anak korban ESKA (eksploitasi seksual komersil anak).  Sekar anak kedua dari 5 bersaudara dari keluarga yang kurang mampu.  Dia hanya lulus  Sekolah Dasar dikarenakan tidak mempunyai biaya untuk melanjutkan sekolah. Kehancuran hidup Sekar dimulai ketika pacarnya dengan tega mengambil keperawanan Sekar dan mencampakannya. Di saat itulah Sekar merasa hidupnya tidak ada lagi kebahagiaan ditambah dengan kondisi ekonomi keluarganya yang semakin terpuruk. Keluarganya terlilit utang dan keadaan memaksa Sekar untuk turut membantu keadaan ekonomi keluarga. Hal itu mengantarkan Sekar dalam dunia prostitusi. Dipicu kondisi yang tidak perawan lagi mendorong Sekar terjun dalam prostitusi karena ia merasa dirinya sudah tidak punya harga diri.

 Sekar pernah mencoba berhenti dari dunia prostitusi dan memutuskan untuk membuka usaha bersama keluarga namun justru dari pihak keluarga tidak adanya dukungan dan lebih mendorong Sekar tetap memberikan uang hasil menjadi PSK.

Sekar hanyalah satu kasus  keberadaan ESKA di Surakarta, kebanyakan kasus seperti Sekar ini masih terselubung atau tersembunyi. Data KAKAK menunjukkan kasus ESKA di Surakarta ini cukup tinggi. ESKA ini termasuk dalam perbuatan DEHUMANISASI, karena ESKA ini dilakukan dengan kekerasan , dan  di lingkungan masyarakat ESKA ini dianggap sampah masyarakat.

 KAKAK mengajak semua pihak termasuk pemerintah untuk melindungi anak-anak korban ESKA, tidak malah menyudutkan. Pemerintah menjadi pihak yang mempunyai tanggung jawab utama untuk mengatasi hal ESKA, didukung dengan kepedulian dari banyak pihak termasuk masyarakat. Anak-anak kita dimasa depan akan menjadi generasi penerus bangsa yang akan melanjutkan perjuangan dalam membangun bangsa yang lebih merdeka.  Mari bersama lindungi anak-anak.(allys)


PENTINGNYA PEDULI DAN EMPATI

IMG_5894 copy

 Selama manusia itu masih hidup, dia akan selalu punya hak, dan harus diperlakukan sama seperti manusia yang lain.

 

 

Kutipan di atas merupakan sebuah kalimat yang dihasilkan dari keresahan akan menjamurnya pelanggaran yang dilakukan manusia terhadap hak-hak yang dimiliki oleh manusia yang lain. Manusia sendiri bukanlah individu yang dibatasi oleh usia, jenis kelamin, apalagi hanya sekadar strata sosial. Bukan sebuah rahasia pula ketika kita berbicara mengenai pelanggaran hak yang dialami oleh anak-anak, mengingat berdasarkan data tahun 2017 oleh KPAI (Komisi Perlindungan Anak Indonesia) saja terdapat 116 kasus kekerasan seksual terhadap anak, dan 73,7% anak Indonesia mengalami kekerasan di rumahnya sendiri. Bukan sebuah angka yang sedikit, bukan? Ini bukan pula isu yang tidak perlu mendapat perhatian, karena anak-anak yang seharusnya juga memiliki hak perlindungan dan pendampingan, justru begitu rentan terhadap kekerasan bahkan pelecehan. Yayasan KAKAK (Kepedulian untuk Konsumen Anak) merupakan salah satu LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat) yang memberikan fasilitas “luar biasa” kepada anak-anak melalui edukasi hingga advokasi untuk melindungi para korban anak tersebut.

 

Perlindungan terhadap anak yang dilakukan oleh KAKAK bukan hanya pada anak-anak yang menjadi korban dari produk-produk pasaran yang mereka konsumsi, namun lebih luas juga pada kekerasan hingga eksploitasi seksual yang dialami oleh anak-anak. Lebih dari itu, pelecehan (1) seksual, seperti: sentuhan yang tidak pantas, catcalling (siulan), pemerkosaan; (2) fisik, seperti: tamparan, pukulan, cubitan; (3) psikis, seperti: diancam, diejek, diremehkan; (4) ekonomi/eksploitasi, seperti: perbudakan, pelacuran anak, perdagangan anak; hingga (5) penelantaran/pengabaian, seperti: kurang gizi, kelaparan, dan kurangnya pengawasan merupakan kajian yang sangat diperhatikan oleh KAKAK untuk kemudian diambil tindakan. Untuk melakukan pendekatan kepada korban anak pun bukan merupakan hal yang mudah karena sangat membutuhkan kemampuan berdialog agar korban anak tidak merasa terintimidasi yang berpotensi untuk membuat mereka merasa semakin tidak aman (insecure) hingga menutup diri. KAKAK sendiri memiliki berbagai cara kreatif untuk menggali berbagai informasi dari korban anak, seperti Body Mapping dan menggambar Planet Kehidupan. Body Mapping adalah sebuah metode yang dilakukan oleh KAKAK guna mengetahui bagian-bagian mana saja dari tubuh mereka (target perlindungan) yang telah menerima kekerasan maupun pelecehan. Sedangkan Planet Kehidupan adalah sebuah metode yang kemudian dapat membantu fasilitator untuk mengetahui mengapa anak-anak tersebut menjadi korban ataupun pelaku kekerasan bahkan pelecehan melalui gambar yang mereka buat sendiri tentang bagaimana hubungan mereka dengan orang-orang dan lingkungan sekitarnya. (Ps: bahasan khusus mengenai Body Mapping, Planet Kehidupan, dan cara kreatif lain untuk menggali informasi oleh KAKAK akan ada di tulisan berikutnya)

 

Hari pertama belajar di Yayasan KAKAK sangat memberikan wawasan baru dan barmakna. Yayasan KAKAK telah memberikan pelajaran yang begitu berharga untuk saya sebagai seorang yang sangat awam terhadap dunia anak dengan berbagai macam ”kemelut” yang harus mereka hadapi yang ternyata bukan hanya sekadar berebut ayunan di taman bermain dengan temannya ataupun mengerjakan PR Matematika yang kata orang merupakan beban hidup terberat bagi anak-anak. Lebih dari itu, pelecehan seksual, fisik, psikis, ekonomi/eksploitasi, dan penelantaran/pengabaian adalah persoalan yang begitu dekat, sangat mengancam kehidupan anak-anak, dan sangat memengaruhi kelangsungan hidup mereka dimasa depan. Ini semua nyata terjadi, bukan hanya ilusi yang kemudian ditulis untuk menjadi bahan diskusi. Yang terpenting dari itu semua adalah kita harus memahami bahwa para korban anak bukanlah kelompok yang pantas disalahkan, dikucilkan, ataupun diasingkan, namun harus diperhatikan, didengarkan, didampingi, dan dilindungi.

 

 

 

Purwosari, 15 Maret 2018

Anindita Nur Hidayah (Relawan YC Pilar Solo – Magang Yayasan Kakak)


10 Hal Wajib disampaikan Guru kepada Murid Tentang Privasi di Internet

  1. ONLINECITIZENSHIP. Perlakukan orang lain sebagaimana diri kita ingin diperlakukan. Jika tak akan katakan sesuatu ke orang lain secara tatap muka jangan pula mengatakannya saat online.
  2. POSITIVITY. Selalu berpikir dan bertindak positip. berbagilah informasi yang bermanfaat bagi banyak orang. jauhilah perdebatan yang tidak ada gunanya ataupun yang dapat merugikan.
  3. YOUR INFORMATION. Jangan terlalu umbar data diri dan foto pribadi/keluarga di ranah online. Berbagi informasi yang umum saja. Jangan yang terlalu pribadi/personal tentang diri/keluarga.
  4. DATA MINING. Pilihlah dengan cermat dan jangan sembarang memasang aplikasi atau apps tambahan dari pihak ketiga di gadget ataupun akun media sosial yang kita gunakan.
  5. ONLINEACCOUNTS. Usahakan memiliki lebih dari 1 alamat email. Bedakan antara email untuk pekerjaan dan email untuk mendaftar media sosial dan layanan online lainnya.
  6. STATUS. Hindari/batasi posting foto atau update status ketika kita sedang jauh pergi berlibur.
  7. FRIENDS. Kenali betul siapa teman online kita. Karena tidak semua adalah benar benar teman kita. Jangan sembarangan menambah orang dalam jejaring media sosial kita.
  8. TALKD TO AN ADULT. Jika sedang merasa tidak nyaman atau ada hal yang membuat risau, segeralah bercerita kepada orangtua, guru atau orang dewasa yang dipercaya yang dekat dengan kita.
  9. GEO-TAGGING. Non Aktifkan (disable) fitur lokasi dan geo-tagging di gadget kita, kecuali jika kita memang perlu sekali untuk menggunakan layanan peta/navigasi sementara waktu.
  10. DIGITALFOOTPRINT. Pahami dan kelola settingan privasi kita di gadget dan di media sosial. Waspadalah. Karena ada sejumlah layanan yang mencatat dan menjejak aktifitas kita.

 

Informasi dan Grafis disadur dari freedomtoread.ca

317289