Ceria bersama Anak

Yayasan KAKAK pada bulan Januari 2024 ini, menerima 12 mahasiswa magang belajar dari 3 Universitas yaitu 3 orang Fakultas Sosiologi, 3 orang dari Fakultas Komunikasi Terapan UNS, 1 orang Fakultas Management Ekonomi dan Bisnis UNNES dan 5 dari Fakultas Hukum UNISRI.

Pada awal kegiatan, peserta magang diajak belajar bersama mengenal Yayasan KAKAK. kapan berdirinya, VISI MISI, latar belakang dan kegiatan yang dilakukan. Setelahnya, belajar tentang hak anak, mengenal Kekerasan dan eksploitasi seksual, Pengasuhan anak, Keberagaman dan Perlindungan Anak sebagai Konsumen.

Pada akhir magang, peserta diberi tugas untuk membuat karya sebagai upaya Pencegahan kepada anak-anak disekitar lingkungan Yayasan KAKAK.

Pada hari Jum’at, 2 Februari 2024. peserta magang mengundang 26 anak untuk belajar bersama mengenal hak anak. mereka berusia 10 – 12 tahun (kelas 4 – 6 SD). Konsep kegiatan ini, ada 4 pos yang akan mengajak anak untuk mengenal lebih dalam tentang hak anak. pos 1 akan membahas tentang hak hidup yaitu dengan menggunakan spiner angka, setiap angka ada pertanyaan yang akan dijawab anak-anak. diakhir sessi akan ada penjelasan dan bintang yang akan diberikan kepada anak yang sudah aktif dalam kegiatan ini.

Pos 2, akan memperdalam tentang Hak Tumbuh Kembang, dengan menggunakan cara cerdas cermat. yaitu dengan menjawab pertanyaan yang diajukan. peserta yang banyak menjawab akan mendapat bintang.

pos 3, memperdalam tentang hak Perlindungan dengan mengenal bentuk kekerasan. metode yang dipakai dengan pernyataan setuju dan tidak setuju. peserta yang banyaj menjawab akan mendapat bintang.

pos 4, memperdalam tentang Hak partaisipasi, yaitu dengan memberikan ruang untuk bereskpresi. disini anak juga diajak mengenal komunikasi asertif.

di akhir sessi, anak anak diajak menghitung bintang yang sudah didapat. anak yang mendapatkan paling banyak mendapatkan hadiah yang sudah disediakan. anak anak juga diajak mengingat kembali tentang apasaja yang sudah dipelajari hari ini, yaitu mengenal hak anak dan perlindungan dari kekerasan, apa yang harus dilakukan untuk melindungi diri dari kekerasan dan perlunya berbicara ketika mendapatkan sesuatu yang tidak nyaman.


Kaleideskop KAKAK Tahun 2023

Tahun 2023 sudah berlalu, banyak hal yang sudah dilakukan Yayasan KAKAK dalam melakukan Perlindungan Anak. mulai dari Pencegahan, Penanganan dan advokasi untuk terpenuhinya hak anak. berikut kami sampaikan catatan yang kami himpun dalam satu tahun ini. semoga ini menjadi pembelajaran bagi kita semua, bahwa masih ada hak anak yang belum terpenuhi secara optimal.

Selamat tahun Baru 2024, semoga ditahun 2024 ini, semua menjadi lebih baik lagi, Hak Anak-anak terpenuhi dengan optimal, tidak ada lagi kekerasan pada Anak, Mari kita ciptakan Dunia yang Layak Anak.

https://www.instagram.com/p/C1hVMQkP9_6/?utm_source=ig_web_button_share_sheet&igsh=MzRlODBiNWFlZA==


Hasil Riset Situasi Kekerasan Anak SMP di Surakarta

Yayasan KAKAK bekerjasama dengan Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Kota Surakarta mengadakan roadshow pencegahan kekerasan di 10 SMP Negeri. Dalam kegiatan roadshow ini juga dilakukan riset kepada 1000 anak melalui kuisioner yang melibatkan 100 anak di setiap sekolah. Riset ini ditujukan untuk melihat situasi kekerasan yang terjadi pada anak sehingga bisa mengetahui tren kekerasan yang terjadi pada anak SMP. Situasi kekerasan yang dilihat dalam kuisioner adalah kekerasan fisik, psikis, seksual, penelantaran dan ekonomi. Roadshow dan riset ini dilakukan selama  bulan November 2023. Adapayn hasil riset situasi kekerasan yang dilakukan adalah sebagai berikut :

  • KEKERASAN FISIK

Menurut UU PA No. 35 tahun 2014, Kekerasan fisik merupakan perbuatan yang mengakibatkan rasa sakit pada tubuh dan membuat tidak nyaman seperti, jatuh sakit, atau luka berat. Hasil riset menunjukkan 47% anak pernah mengalami kekerasan secara fisik. Bentuk kekerasan fisik yang dialami paling banyak dipukul sebanyak 45%, diikuti dijewer 19%, ditendang 18%, dan lainnya 18%. Lainnya ini meliputi dijambak dan ditoyor.

Pelaku kekerasan fisik yang paling banyak ditemukan oleh teman sebesar 67%, diikuti orang tua 24%, lainnya 5% (meliputi kakak kelas dan saudara kandung) bahkan masih ditemuakan beberapa oknum guru yang melakukan kekerasan fisik sebanyak 4%.

  • KEKERASAN PSIKIS

Kekerasan psikis atau verbal merupakan perbuatan yang mengakibatkan ketakutan atau menyalahkan, hilangnya rasa percaya diri, serta hilangnya kemampuan untuk bertindak atau tidak berdaya. Hasil riset yaitu sebesar 66% anak mengalami kekerasan secara psikis. Bentuk-bentuk kekerasan psikis yang diterima paling banyak adalah diejek (nama orang tua, fisik tubuhnya dan ras seperti jawir dan china), diikuti dibentauk sebanyak 29%, dikucilkan sebanyak 12%, dan lainnya sebanyak 12%. Lainnya ini meliputi dibanding bandingkan dan dipanggil nama binatang.

Selanjutnya, pelaku kekerasan secara psikis yang paling banyak ditemukan pada riset dilakukan oleh teman sebanyak 74%, diikuti orang tua sebanyak 19%, lainnya 4% (meliputi saudara kandung dan tetangga), dan bahkan guru juga ditemukan melakukan kekerasan psikis sebanyak 3%.

  • KEKERASAN SEKSUAL

Kekerasan seksual pada anak merupakan tindakan atau perbuatan merendahkan, menghina, melecehkan atau menyerang tubuh, dan/atau fungsi reproduksi seorang anak, karena ketimpangan relasi kuasa dan/atau gender. Berdasarkan hasil riset sebanyak 17% pernah mengalami kekerasan seksual. Bentuk-bentuk kekerasan seksual yang pernah dialami ditemukan sebanyak 99% pernah dipegang (area dada/payudara, sekitar paha termasuk kemaluan, pantat, sekitar mulut) dan 1% nya pernah dipaksa untuk melihat video porno.

Pelaku kekerasan seksual yang paling banyak ditemukan adalah teman 84%, diikuti lainnya 7% (meliputi tetangga dan saudara kandung), orang asing atau orang yang tidak dikenal sebanyak 6% dan bahkan ditemukan oknum guru yang melakukan kekerasan seksual sebanyak 3%.

  • PENELANTARAN

Penelantaran merupakan kondisi tidak terpelihara atau kekerasan yang dialami anak baik sengaja atau tidak sengaja mengakibatkan tidak terpenuhinya kebutuhan dasar anak untuk tumbuh kembang baik secara fisik, intelektual, emosional, social, dan spiritual dari orangtuanya. Dari hasil  anak yang menyatakan ditelantarkan sebanyak 1%. Bentuk penelantaran anak yang paling banyak adalah lainnya 73% yang meliputi tidak diberikan uang saku dan pakaian yang layak, sisanya sebanyak 27% menuturkan tidak diberi makan. Dan semuanya dilakukan oleh orang tua sebanyak 100%.

  • KEKERASAN EKONOMI

Kekerasan ekonomi terhadap anak merupakan penyalahgunaan tenaga anak untuk bekerja dan kegiatan lainnya demi keuntungan orangtua atau orang lain misalnya seperti memaksa anak bekerja dengan cara eksploitatif, merampas dan/atau memanipulasi. Hasil riset sebanyak 4% anak mengaku pernah mengalami kekerasan ekonomi dengan bentuk kekerasan paling banyak dipalak 98% dan mengemis 2%.

Pelaku eksploitasi ekonomi paling banyak dilakukan oleh teman 98% dan orangtua sebanyak 2%.

  • BULLYING VERBAL

Bullying secara verbal merupakan bentuk perundungan yang dilakukan secara berulang-ulang serta dilakukan secara lisan. Tindakan ini tidak menimbulkan luka secara fisik, namun berdampak pada Kesehatan mental korban itu sendiri. Riset yang dilakukan menunjukkan sebanyak 39% pernah menerima bullying secara verbal. Tempat kejadiannya paling banyak dilakukan di sekolah sebanyak 65%, diikuti lingkungan permainan sebanyak 22%, dan 13% dirumah.

Pelaku yang sering malakukan bullying secara verbal adalah teman sebanyak 91%, diikuti lainnya yang meliputi kakak kelas dan saudara kandung, orang tua sebanyak 3%, bahkan oknum guru pernah melakukan bullying secara verbal.

  • BULLYING FISIK

Bullying secara fisik merupakan perundungan yang dilakukan secara berulang-ulang dan biasanya meninggalkan bekas luka pada bagian tubuh seperti memar. Berdasarkan hasil riset ditemukan sebanyak 11% mengaku pernah mengalami bullying secara fisik. Tempat kejadian yang sering dilakukan adalah di sekolah sebanyak 53%, diikuti rumah sebanyak 27%, dan lingkungan permainan sebanyak 20%.

Pelaku bullying fisik paling banyak ditemukan oleh teman sebanyak 68%, diikuti orang tua 15%, lainnya 7% (meliputi kakak kelas dan saudara kandung), dan 9% nya bahkan ada oknum guru yang melakukan bullying secara fisik.

  • BULLYING DI MEDSOS / CYBER BULLYING

Cyberbullying merupakan suatu tindakan yang dilakukan berulang-ulang ditujukan untuk menakuti, membuat marah, atau mempermalukan korbannya. Biasanya dilakukan melalui media social atau secara online. Riset menunjukkan  sebanyak 14% anak pernah menjadi korban cyberbullying. Cyberbullying yang dilakukan di berbakai platform digital atau media social, ditemukan paling banyak di Whatsapp sebanyak 74%, diikuti lainnya 15% meliputi tiktok dan x, selanjutnya Instagram 8%, dan game sebanyak 3%.

Pelaku dari bullying di media social paling banyak dilakukan oleh teman sebanyak 90%, diikuti lainnya 8% meliputi orang asing atau orang yang tidak dikenal dan tentangga,  1% dilakukan oleh orangtua,  dan 1% dilakukan oleh oknum guru.


Pengembangan Modul pencegahan Kekerasan dan ESA

Yayasan KAKAK (Kepedulian Untuk Anak Surakarta) merupakan Lembaga Swadaya Masyarakat yang bergerak dalam perlindungan anak. Tingginya angka kasus kekerasan dan eksploitasi seksual membawa keprihatinan yang tinggi. Selain negara yang harus hadir, ada peran-peran yang dapat diambil oleh pihak swasta, NGO, dan komunitas dengan penguatan yang tepat. Misalnya saja dalam upaya pencegahan kekerasan khususnya kekerasan seksual yang angkanya semakin memprihatinkan, Yayasan KAKAK berkolaborasi dengan Hutama Karya mengembangkan Modul Pencegahan Kekerasan dan Eksploitasi Seksual.  Modul terdiri dari 2 bab, 6 sessi. yaitu Bab 1 tentang  Hak Anak dan Bullying, bab 2 : tentang Kekerasan seksual, ESA, ESA online dan study kasus tentang ESA online.

Pelatihan agen perubahan dengan menggunakan Modul Pencegahan Kekerasan dan eksploitasi seksual dilaksanakan 2 kali, pertama dilakukan pada perwakilan siswa siswi SMPN 18 Surakarta sebanyak 20 anak. Yang dilaksanakan  pada hari 23 – 24 November 2023 di Aula SMPN 18 Surakarta dengan difasilitasi Tim Yayasan KAKAK.

Pelatihan kedua, menggandeng Forum Anak Karanganyar (Forakra), Pelatihan Agen Perubahan Modul Pencegahan Kekerasan dan Eksploitasi Seksual. Pelaksanaan kegiatan  ini dilaksanakan selama 2 hari, yaitu pada tanggal 20 – 21 Desember 2023,  di SFA Resto Karanganyar, dengan diikuti 18 orang  anggota Forum Anak karanganyar. Kegiatan ini difasilitasi oleh tim Yayasan KAKAK. Kegiatan pelatihan agen perubahan ini merupakan Upaya pencegahan sekaligus penguatan bagi anak-anak untuk mampu melakukan Upaya-upaya penanganan apabila menemukan kejadian kekerasan dan eksploitasi seksual di lingkungannya mereka.


Temu Penguatan Keluarga

Jum’at, 11 Agustus 2023. Bertempat di kantor Yayasan KAKAK, Yayasan KAKAK dengan didukung Bantuan Sosial Kota Surakarta melalui Dinas Sosial Kota Surakarta, mengadakan Temu Penguatan Keluarga (TEPAK) yang diikuti oleh 20 keluarga.

Fasilitator dalam kegiatan ini adalah ibu Shoim Sahriyati, membahas tentang pengasuhan anak yang setara. Orang tua baik bapak maupun ibu memiliki kewajiban yang sama dalam mengasuh anak-anaknya. Dalam kesempatan ini, orang tua diajak untuk mengenal peran laki-laki dan Perempuan dengan permainan mitos fakta.

Pernyataan :

  1. Yang berkewajiban mengasuh anak-anak adalah ibu, jadi Ketika anak-anak nilainya jelek, tidak mau anteng, yang bersalah adalah ibu.
  2. Yang berkewajiban melakukan pekerjaan rumah adalah ibu, jadi  bapak kalau mengerjakan pekerjaan rumah sifatnya hanya membantu.
  3. Bapak adalah pencari nafkah utama, sedang Ibu adalah pencari nafkah tambahan, sehingga bisa digaji lebih rendah daripada laki-laki.
  4. Kekerasan adalah hal yang biasa dilakukan bapak untuk mendisiplinkan anak-anaknya di rumah.

Semua peserta diminta menjawab mitos atau fakta beserta alasannya.

Setelah semua menyampaikan apa yang dirasakan, fasilitator menyimpulkan bahwa dalam pengasuhan diperlukan peran ayah ibu  dalam mengerjakan semua pekerjaan rumah, mengasuh anak dan dalam memutuskan persoalan dalam rumah tangga.

Bapak atau Ibu tidak boleh melakukan kekerasan kepada anak dan keluarga dengan alasan apapun. Mulai dengan komunikasi yang baik (asertif) yaitu yang saling menghormati dan menghargai dengan intonasi dan pemilihan kata yang tidak menyakiti. Ketika anak selama ini tidak diajak ngobrol, mari kita mulai dengan melihat apa yang sedang dilakukan anak, Ketika anak sedang melakukan kegiatan, kita bisa mengatakan kalau kita ingin ngobrol lima menit lagi, setelah anak siap, posisikan badan sejajar dengan anak, gunakan intonasi suara yang rendah, hindari pertanyaan beruntun, dengarkan apa yang disampaikan anak, minta maaf kalau apa yang kita lakukan selama ini membuat komunikasi tidak berjalan lancar.


Pentas Boneka Tangan

Pentas boneka di TK Angkasa Karanganyar (22/10/2018 ), satu kepuasan sendiri ketika melihat anak-anak terpukau dan seringkali tertawa. Nampak antusias dan menikmati pentas boneka yang kami suguhkan. Hilang sudah lelah selama persiapan sampai aksi di sekolah. Inilah salah satu roadshow bersama dengan vouleenter mahasiswa. Membawakan boneka yang kita buat sendiri sungguh membuat lebih bahagia.

Cerita boneka kami pilih karena ramah dan dekat dengan anak anak, dan menyenangkan. Melihat anak anak fokus pada aksi kami sebuah kebanggaan yang luar biasa.

Boneka tangan sendiri kami pilih sebagai metode yang ramah anak dan merupakan Kekerasan seksual di tingkat masyarakat masih menjadi isu yang tabu, dan tidak banyak orang yang tahu. Di media jaman now seperti media sosial (facebook, instagram, whatsapp) sering ditemui kabar berkiatan dengan kekerasan seksual, begitu juga media mainstream (televisi, koran, radio).Karena itu penting buat menguatkan anak-anak agar mereka mampu melindungi diri sendiri dari kekerasan seksual.

Salah satu bentuk pencegahan kekerasa seksual untuk anak anak usia dini (12 tahun kebawah), KAKAK menggunakan metode yang disukai anak anak yaitu cerita

boneka tangan. KAKAK berkolaborasi dengan volunteer(mahasiswa) melakukan upaya pencegahan diwilayah yang rentan terjadinya kasus.

Sebelum terjun ke lapangan, KAKAK menguatkan volunteer mulai dari membuat boneka tangan, membuat konsep cerita, sampai membuat panggung untuk melakukan pentas boneka tangan.

Hal yang dikenalkan diantaranya bagian tubuh apa yang boleh dan tidak boleh dipegang, bagaimana jika ada orang asing yang mencoba melakukan hal yang tidak membuat anak nyaman, seperti mencoba meraba, mencium, serta mengajak pergi. KAKAK juga mengajakarkan mereka untuk bernyanyi bersama untuk masalah keserasan seksual biar anak lebih semangat (Yd)